Banyak Target Asumsi Makro dalam APBN 2021 yang Berpotensi Meleset

Agatha Olivia Victoria
30 September 2020, 15:06
uu apbn 2021, apbn 2021, pertumbuhan ekonomi, inflasi, rupiah
Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi. Target pendapatan negara pada APBN 2021 mencapai Rp 1.743,6 triliun.

Dengan demikian, defisit APBN Tahun 2021 direncanakan sebesar Rp 1.006,4 triliun atau setara 5,7% dari PDB. Defisit ini sejalan dengan upaya melanjutkan penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, ketika potensi sisi penerimaan belum sepenuhnya pulih.

Sri Mulyani  menjelaskan defisit anggaran telah mempertimbangkan kebijakan fiskal konsolidatif secara bertahap kembali menuju batasan maksimal 3% PDB pada tahun 2023. Ia pun berharap momentum pertumbuhan ekonomi dapat dijaga sehingga pemerintah mampu mencapai target-target pembangunan nasional. 

Ekonom Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet menuturkan bahwa kredibilitas asumsi makro akan berbeda antara satu komponen dengan yang lain. Dalam hal pertumbuhan ekonomi misalnya, selama dua tahun terakhir asumsi pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah seringkali meleset dari target yang ditetapkan.

Padahal, asumsi pertumbuhan ekonomi menjadi penting karena indikator tersebut akhirnya akan mempengaruhi asumsi pada penerimaan dan belanja pada APBN. Khusus untuk penerimaan menjadi esensial karena asumi penerimaan juga akan mempengaruhi target defisit anggaran.

"Jadi memang khusus asumsi makro APBN 2021 menjadi tantangan tersendiri dalam mencapai target pertumbuhan 5%," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Rabu (30/9).

Sementara untuk inflasi, Yusuf berpendapat bahwa selama dua tahun terakhir sudah berada dalam kisaran target asumsi makro pemerintah. Bank Indonesia dalam hal ini berhasil menjaga angka inflasi.

Kendati demikian, untuk nilai tukar memang cenderung berfluktuatif. Ini tidak terlepas dari volatilitas di pasar keuangan. Ketika aliran modal asing keluar terjadi, rupiah akan mempunyai kecenderungan melemah.

"Untuk bisa menjaga stabilitas nilai tukar, memang pekerjaan rumahnya ada pada perbaikan fundamental ekonomi dan pendalaman pasar keuangan," ujarnya.

Dengan asumsi pemerintah yang sudah belajar pada pengalaman belanja negara tahun ini, Yusuf memperkirakan realisasi belanja negara akan lebih baik di tahun depan. Tetapi, yang perlu menjadi perhatian tentu dari sisi penerimaan karena rasio pajak terhadap PDB diproyeksikan masih akan berada di kisaran 9%.

Berdasarkan pengalaman, dia memproyeksikan waktu pemulihan kinerja pajak akan lebih lama dari pemulihan ekonomi. Maka, ada kemungkinan target penerimaan pajak akan kembali mengalami shortfall pada tahun depan. Hal ini yang kemudian bisa bermuara pada defisit anggaran yang diperkirakan kembali melebar dari target yang ditetapkan pemerintah.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...