Ekspor-Impor Melesat, Neraca Dagang November RI Surplus US$ 2,6 Miliar

Agatha Olivia Victoria
15 Desember 2020, 12:00
neraca perdagangan, surplus neraca perdagangan, ekspor, impor
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ilustrasi. Neraca perdagangan pada November surplus US$ 2,61 miliar.

"Barang modal yang kita impor sebagian besar berupa mesin-mesin impor dari Tiongkok, selain itu ada x-ray for medical yang merupakan impor dari AS," katanya. 

Berdasarkan kode HS dua digit, kenaikan impor  didorong oleh kelompok barang mesin dan perlengkapan, logam mulia, serta mesin dan peralatan mekanis. Sementara penurunan terjadi pada kelompok barang gula dan kembang gula, bahan bakar mineral, dan buah-buahan. 

Secara kumulatif, total impor sepanjang Januari-November 2020 mencapai US$ 127,13 miliar, masih anjlok 18,91% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara ekspor secara kumulatif mencapai US$ 146,78 miliar, turun lebih tipis 4,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

"Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan secara kumulatif mencatatkan surplus sebesar US$ 19,66 miliar," katanya. 

Ekonom Permata Bank Josua Pardede sebelumnya memperkirakan neraca perdagangan November 2020 surplus US$ 3,11 miliar, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat surplus US$ 3,61 miliar. "Penurunan surplus dipengaruhi oleh laju impor bulanan tercatat 6,89% secara bulanan sementara ekspor diperkirakan tumbuh 1,89%," ujar Josua kepada Katadata.co.id, Selasa (15/12).

Sementara secara laju tahunan, ekspor diperkirakan meningkat sebesar 4,95% ditopang oleh kenaikan harga komoditas ekspor Indonesia seperti CPO yang tercatat naik 14,45% secara bulanan, batubara 9,15%, dan karet alam 1,9%. Peningkatan harga komoditas ekspor juga didukung oleh peningkatan volume ekspor terindikasi oleh tren peningkatan aktivitas manufaktur dari negara mitra dagang utama Indonesia seperti AS, Tiongkok dan Jepang.

Di sisi lain, Josua memprediksikan impor terkontraksi 24,85% secara tahunan. Laju bulanan kinerja impor meningkat sejalan dengan peningkatan impor non-migas seiring dengan aktivitas manufaktur domestik yang masuk dalam fase ekspansi pada bulan November. "Selain itu, impor migas berpotensi meningkat sejalan dengan peningkatan harga minyak mentah sebesar 5,06% secara bulanan," kata dia.

Surplus besar pada neraca perdagangan tahun ini membuat neraca transaksi berjalan pada kuartal ketiga untuk pertama kalinya sejak era Presiden Joko Widodo mencatatkan surplus. Neraca pembayaran pun mencetak surplus mencapai US$ 2,1 miliar pada kuartal III 2020 terlihat dalam databoks di bawah ini. 

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...