Sulitnya Bank-bank BUMN Memacu Kredit saat Era Bunga Rendah

Agustiyanti
7 Januari 2021, 12:52
Logo di Gedung Bank Rakyat Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Gedung Bank Rakyat Indonesia

Rata-rata simpanan bank BUMN tumbuh dua digit hingga September 2020. BRI mencatatkan pertumbuhan paling tinggi mencapai 15,98%, disusul Bank Mandiri 13,44%, BNI 9,93%, dan BTN 4,11%. Sementara pinjaman BRI tumbuh 15,87%, Bank Mandiri 13,38%, BNI 9,92%, dan BTN 4,17%.

Pertumbuhan simpanan dan pinjaman bank-bank BUMN lebih tinggi dibandingkan industri. Berdasarkan data uang beredar BI, penyaluran kredit perbankan pada September 2020 minus 0,4% secara tahunan. Sementara itu, pertumbuhan simpanan secara industri mencapai 12,1%. 

Bank-bank BUMN saat ini  juga menjadi mitra utama pemerintah dalam implementasi program pemulihan ekonomi nasional di luar restrukturisasi. Total dana yang telah disalurkan hingga Oktober mencapai Rp 192,24 triliun kepada 28,91 juta debitur.

Penyaluran dana dilakukan dalam bentuk kredit dari penempatan uang negara sebesar Rp 141,23 triliun, penyaluran kredit UMKM dari program penjaminan kredit dan subsidi bunga sebesar Rp 9,77 triliun dan Rp 4,76 triliun.

Lalu penyaluran kredit dari penjaminan korporasi padat karya sebesar Rp 180 miliar, KUR supermikro Rp 5,21 triliun, hingga bantuan produktif usaha mikro dan subsidi gaji pekerja/buruh masing-masing mencapai Rp 15,94 triliun dan Rp 15,5 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memproyeksi kredit pada tahun depan belum akan normal dan tumbuh 6-7%. Target yang rendah memperhitungkan kemungkinan penurunan kredit pada 2020.

"Target itu pun dengan asumsi berbagai program seperti restrukturisasi bisa berjalan pada tahun depan," kata Wimboh dalam dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2021, akhir bulan lalu. 

OJK telah memperpanjang retrukturisasi kredit hingga Maret 2022. Menurut Wimboh, para debitur membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih. 

Lebih optimistis, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan kredit akan tumbuh hingga 7-9% pada tahun depan. Hal tersebut bersumber dari pemulihan ekonomi Indonesia yang akan semakin baik dari segi konsumsi, investasi, dan ekspor. Selain itu, vaksinasi akan berlangsung secara bertahap pada tahun 2021. "Ini akan memungkinkan mobilitas manusia semakin meningkat dan ekonomi semakin membaik," ujar Perry.

Halaman:
Reporter: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...