Rapor APBN 2020: Penerimaan Negara Turun 16,7%, Defisit 6,09% PDB

Agustiyanti
6 Januari 2021, 16:22
Sri mulyani, defisit anggaran, pandemi corona, penerimaan pajak, belanja negara
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut defisit anggaran pada tahun ini berada di bawah target dalam Perpres 72 Tahun 2020 sebesar 6,34% terhadap PDB.

Secara perinci, realisasi belanja Kementerian/Lembaga mencapai 126,1% dari target atau Rp 1.055 triliun, sedangkan belanja non-KL hanya mencapai 67,8% dari target atau Rp 772 triliun.

Sementara itu, realisasi transfer ke daerah dan dana desa mencapai 99,8% dari target atau Rp 762,5 triliun. Secara perinci, realisasi transfer ke daerah mencapai Rp 691,4 triliun atau 99,8% dari target, sedangkan realisasi dana desa mencapai Rp 71,1 triliun atau 99,9% dari target.

"TKDD mengalami penurunan 6,2% dibandingkan 2019, tetapi penurunan ini lebih rendah dari penurunan pendapatan negara yang sangat tajam 16,7%. Seharusnya TKDD mengikuti penerimaan negara tetapi kami menjaga agar daerah tidak mengalami syok," katanya. 

Adapun hingga akhir 2020, terdapat sisa lebih penggunaan anggaran atau SILPA sebesar Rp 234,7 triliun. Dari total SILPA tersebut sebesar Rp 66,75 triliun agan digunakan untuk dukungan dunia usaha melalui perbankan, serta Rp 50,9 triliun akan dialihkan untuk penanganan kesehatan dan PEN lainnya pada 2021.

Sejumlah ekonom sebelumnya memproyeksi pemerintah tak akan merealisasikan seluruh belanja sehingga defisit anggaran tak membengkak dari target meski penerimaan pajak meleset. Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai realisasi belanja yang tak sesuai harapan akan berpengaruh pada ekonomi kartal keempat. 

"Ini sebenarnya tidak bagus karena mengulang siklus tahun-tahun sebelumnya. Padahal, belanja pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendorong ekonomi dalam kondisi saat ini," katanya.

Ekonomi dalam tiga bulan terakhir ini akan terkontraksi meski lebih baik dibandingkan kuartal ketiga. Konsumsi pemerintah tetap akan menjadi penopang dengan kontribusi lebih besar dibandingkan kuartal ketiga meski tak sesuai harapan. 

Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah juga memperkirakan kekurangan APBN tidak akan melewati target Rp 1.039,2 triliun atau 6,34% PDB. "Walaupun akan ada kenaikan belanja vaksin tetapi realisasi anggaran secara keseluruhan jauh di bawah perencanaan," kata Piter kepada Katadata.co.id, Senin (21/12). 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...