Sri Mulyani: Kinerja Ekonomi Dunia 2020 Terburuk dalam 150 Tahun

Agatha Olivia Victoria
6 April 2021, 14:39
sri mulyani, ekonomi global, kontraksi ekonomi, pertumbuhan ekonomi
Katadata
Menteri keuangan Sri Mulyani menilai kontraksi ekonomi Indonesia relatif baik dibandingkan mayoritas negara G-20, negara ASEAN, bahkan dengan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OAEC) di seluruh dunia.

Di sisi lain, sektor keuangan berpotensi tertekan akibat terganggunya dunia usaha. Ini karena jika dunia usaha merosot, mereka tidak bisa membayar kewajiban pinjaman. "Lalu kemudian akan menimbulkan dampak ke kinerja sektor keuangan," ujar dia.

Salah satu kebijakan yang signifikan dalam UU Nomor 2 tahun 2020 yakni pelebaran defisit anggaran di atas 3% produk domestik bruto (PDB). Defisit APBN pada tahun 2020 melonjak menjadi 6,1% terhadap PDB antara lain karena alokasi anggaran stimulus ekonomi yang mencapai US$ 40 miliar. 

 Dana Moneter Internasional pada Oktober 2020 mencatat, total stimulus seluruh pemerintah dunia mencapai US$ 11,7 triliun guna melawan pandemi. Angka itu merupakan 12% dari PDB dunia.

Meski sempat memburuk, prospek ekonomi global membaik terkerek dengan potensi pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Cooperation and Development atau OECD) memperkirakan ekonomi dunia akan pulih dengan pertumbuhan 5,6% tahun ini dan 4,0% tahun depan.

Pada Desember lalu, organisasi yang berbasis di Paris ini memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 4,2% pada 2021 dan 3,7% pada 2022. Prospek yang positif melihat dari perkembangan program vaksinasi Covid-19 yang berjalan semakin cepatnya dan kebijakan stimulus ekonomi AS dalam jumlah sangat besar. Namun, prospek yang membaik ini masih tergantung dari kecepatan program vaksinasi Covid-19, kebijakan pelonggaran dan perkembangan varian baru.

“Prioritas kebijakan utama adalah memastikan bahwa semua sumber daya yang diperlukan digunakan untuk memproduksi dan menyebarkan vaksinasi sepenuhnya secepat mungkin,” bunyi laporan OECD yang dikutip dari Reuters, Selasa (9/3).

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...