Pertumbuhan Ekonomi 7,07% Tak Mampu Mengangkat Rupiah

Abdul Azis Said
5 Agustus 2021, 17:06
rupiah, pertumbuhan ekonomi kuartal II, tapering off
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Kurs rupiah tertekan kekhawatiran tapering off The Fed.

Bersamaan dengan mulai longgarnya mobilitas sepanjang kuartal kedua, sektor akomodasi dan makanan minuman juga membaik. Pertumbuhannya pada kuartal II 2021 sebesar 21,58%. Hal ini tercermin dari tingkat pergerakan berbagai transportasi domestik yang meningkat serta tingkat keterhunian hotel yang membaik di beberapa kota tujuan wisata populer seperti Bali dan Yogyakarta.

Selain itu, tanda pemulihan yang terjadi pada kuartal II juga terindikasi dari membaiknya daya beli masyarakat. BPS melaporkan tingkat konsumsi rumah tangga sepanjang April hingga Juli berhasil tumbuh 5,93% secara tahunan. Pemulihan ini bahkan menyumbang 84,93% terhadap pertumbuhan PDB bersama dengan pemulihan investasi.

Namun, pernyataan sejumlah pejabat Fed beberapa hari terakhir terkait percepatan tapering off membuat pasar mulai lari ke aset aman dolar AS. Terbaru, Wakil Gubernur Fed mengatakan, bank sentral mempertimbangkan untuk mulai menaikan suku bunga pada awal 2023.

Langkah ini juga akan didahului dengan pengurangan pembelian obligasi AS mulai Oktober mendatang dengan sejumlah pertimbangan. Hal tersebut dikatakan langsung oleh Dewan Gubernur Fed Christopher Waller dalam sebuah webinar awal minggu ini.

"Menurut pendapat saya, itu kemajuan yang substansial dan saya pikir Anda bisa siap untuk melakukan pengumuman pada bulan September,” kata Waller seperti dikutip dari CNBC, Senin, (2/8).

Waller mengatakan Fed mempertimbangkan untuk mengurangi pembelian US$ 120 miliar obligasi pemerintah setiap tahu, dengan mempertimbangkan kondisi ketenagakerjaan akan pulih bulan ini. Apabila laporan ketenagakerjaan AS periode Agustus dan September berhasil mencatatkan penambahan 800 ribu pekerja baru, maka pemulihan angka pengangguran mulai teratasi. Karena itu, menurutnya bank sentral mempertimbangkan untuk memperketat stimulus moneternya.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka berfluktuatif pada perdagangan pasar spot besok pagi. Namun, kondisinya akan sama ditutup melemah di kisaran Rp 14.290 hingga Rp 14.330 per dolar AS.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...