Resesi Ekonomi, Ancaman Kesejahteraan Negara

Image title
26 Agustus 2021, 16:41
resesi ekonomi, penyebab resesi ekonomi, dampak resesi ekonomi, mencegah resesi ekonomi, apa itu resesi ekonomi, resesi ekonomi adalah, resesi adalah, sejarah resesi di indonesia
123RF.com/alphaspirit
Ilustrasi resesi ekonomi.

Dampak Resesi Ekonomi

Mengutip National Bureau of Economic Research (NBER), resesi ekonomi terjadi ketika jatuhnya aktivitas ekonomi negara yang merambat ke tiap-tiap sektor ekonomi selama lebih dari beberapa bulan, umumnya tiga bulan.

Bila tidak segera di atasi, resesi ekonomi akan mengalami efek domino dan menyerang beberapa sektor lainnya. Misalnya, ketika kegiatan investasi melemah, maka akan berdampak pada goyahnya suatu usaha atau perusahaan. Agar terjauh dari kebangkrutan, perusahaan pun mengambil kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran yang bisa berefek pada menjamurnya kriminalitas.

Resesi ekonomi juga bisa berakibat pada merosotnya produksi barang dan jasa, macetnya kredit perbankan, hingga inflasi yang tak terkendali. Minusnya neraca perdagangan yang berimbas pada cadangan devisa. Selain itu, daya beli melemah, orang-orang kehilangan tempat tinggal, hingga beberapa bisnis dan perusahaan terpakasa gulung tikar.

Dampak resesi umumnya bisa dibagi menjadi 3, yakni:

  • Terhadap pemerintah

Ketika jumlah pengangguran meningkat, maka pemerintah dituntut untuk segera mencari solusi agar masyarakat bisa kembali memenuhi kebutuhan hidup dengan lancar. Selain itu, untuk pemulihan ekonomi pemerintah perlu melakukan pinjaman, sebab sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak dan non pajak (dalam kondisi resesi ekonomi) cenderung mengalami penurunan.

Dalam kondisi seperti itu, pembangunan di berbagai sektor diharap tetap berjalan agar sejalan dengan kesejahteraan rakyat sehingga berbagai pembayaran perlu dikeluarkan, seperti tunjangan sosial, subsidi dan sebagainya. Bila terus seperti ini, defisit anggaran bukan tidak mungkin terjadi, dan utang pemerintah akan semakin menumpuk.

  • Terhadap perusahaan

Kemungkinan suatu perusahaan mengalami pailit semakin besar. Ada beragam pemicu kebangkrutan perusahaan dalam kondisi resesi ekonomi, seperti menipisnya sumber daya riil, anjloknya harga aset berbasis utang, krisis kredit yang berakibat pada penurunan profit. Kalau sudah begini, maka tidak sedikit tenaga pekerja akan kena imbasnya, baik lewat kebijakan pemangkasan gaji hingga PHK.

  • Terhadap Pekerja

PHK menjadi mimpi buruk bagi banyak pekerja. Tuntutan memenuhi kebutuhan harian dalam kondisi kehilangan mata pencaharian menjadi beban berat yang harus dipikul tenaga kerja yang mengalami PHK.

Mencegah Resesi Ekonomi

Lantaran dampaknya yang bergitu buruk, sejumlah negara berupaya untuk tidak terjerembab dalam jurang resesi, salah satunya melalu belanja besar-besaran. Belanja besar-besaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan permintaan dalam negeri dan para pemodal tergerak untuk berinvestasi.

Bantuan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga bisa membantu menggerakan roda perekonomian negara yang seret. Selain itu, penempatan dana di perbankan dan penjaminan kredit modal kerja untuk korporasi bisa jadi upaya yang tepat untuk mencegah resesi.

Beda Resesi dan Depresi

Sebenarnya, tidak ada perbedaan pasti antara resesi dan depresi ekonomi, namun istilah depresi sering kali merujuk pada kondisi ekonomi yang lebih parah dari resesi dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Depresi ekonomi bisa diihat dari tingkat penurunan PDB dan jangka waktunya. Resesi terjadi ketika PDB anjok di kisaran -0,3% sampai -5,1%. Sementara, penurunan PDB pada tingkat depresi berada di kisaran -14,7% hingga -38,1%.

Ditinjau dari jangka waktunya, resesi terjadi dalam kurun waktu 6 hingga 18 bulan. Sementara, depresi ekonomi bisa melanda suatu negara hingga lebih dari 18 bulan.

Dari skala pengaruhnya, resesi umumnya menimpa satu negara tertentu. Sementara, gejala depresi ekonomi dapat menular secara masif hingga menyebabkan kekacauan ekonomi secara global.

Sepanjang sejarah, Indonesia pernah mengalami beberapa kali resesi, yakni pada 1963, 1997-1998, dan yang terbaru pada 2020 yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 mengalami kontraksi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi di periode Juli-September 2020 sebesar -3,49% yoy.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...