Manufaktur Tiongkok Anjlok ke Level Kontraksi karena Lonjakan Covid-19
"Pasar tenaga kerja sedikit menyusut di tengah tekanan Covid-19. Sub-indeks untuk ketenagakerjaan jatuh ke zona kontraksi untuk pertama kalinya dalam lima bulan, yang menyebabkan peningkatan backlog pekerjaan," kata Zhe.
Zhe juga mengatakan, harga bahan baku yang lebih tinggi dan biaya transportasi yang lebih besar mendorong kenaikan harga input secara keseluruhan. Tingkat inflasi pada upah dan bahan baku produksi meningkat untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Pada saat yang sama, harga grosir dari pabrik ikut naik meskipun tipis.
Mengutip data WHO, Tiongkok kembali melaporkan lonjakan kasus positif harian Covid-19 di atas 100 per hari pada dua pekan awal Agustus. Rekor tertinggi bahkan tercatat pada 10 Agustus dengan penambahan 153 kasus baru, tertinggi sejak 26 Juni dengan penambahan 161 kasus. Namun rekor baru ini masih jauh di bawah lonjakan akhir Mei, saat itu rekor tertinggi tercatat 742 kasus baru pada 23 Mei.
Kasus Covid-19 harian Tiongkok mulai turun kembali di bawah rata-rata 100 kasus per hari pada akhir pekan ke dua Agustus. Pada Selasa (31/8) kasus positif harian hanya bertambah 48 kasus baru.
Tiongkok adalah negara eksporti terbesar dunia pada tahun lalu, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini. Kinerja manufaktur Tiongkok akan mempengaruhi perdagangan internasional banyak negara, termasuk Indonesia.