Ekspor Melesat, Surplus Neraca Perdagangan Agustus Cetak Rekor
Kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk negara tujuan Tiongkok mencapai US$ 1,2 miliar, India US$ 759 juta dan Jepang US$ 435 juta. Sedangkan penurunan ekspor terjadi ke negara tujuan Kamboja, Georgia, dan Polandia.
BPS mencatat ekspor secara kumulatif mencapai US$ 142,01 miliar, naik 37,77% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar ekspor sepanjang tahun ini diberikan kelompok barang lemak dan minyak hewan/nabati, serta bahan bakar mineral.
Disisi lain, Margo menjelaskan, impor pada Agustus terutama didorong oleh impor migas seiring kenaikan harga ICP. Impor migas tercatat US$ 2,05 miliar, naik 14,74% dibandingkan bulan lalu bahkan hampir dua kali lipat dibandingkan Agustsu 2020 yang mencapai 0,95 miliar.
Sementara itu, impor nonmigas naik 9,76% dibandingkan bulan lalu atau 49,39% dibandingkan Agustus 2020 menjadi US$ 14,63 miliar. "Tren impor tahun ini lebih baik dibandingkan 2020, kecuali pada Januari," kata dia.
Berdasarkan penggunaan barang, impor konsumsi naik 15,34% secara bulanan atau 58,23% secara tahunan menjadi US$ 1,89 miliar. Impor barang modal naik 16,44% atau 34,56% menjadi US$ 2,41 miliar, dan impor bahan baku/penolong naik 8,39% secara bulanan atau 59,59% menjadi US$ 12,38 miliar.
"Impor Agustus menggambarkan semakin meningkatnya kebutuhan industri, ini menandakan permintaan cukup bagus," katanya.
Kenaikan impor terutama terjadi pada barang-barang yang berasal dari Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan.
BPS mencatat, total impor sepanjang Januari-Agustus mencapai US$ 122,83 miliar atau naik 33,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar diberikan oleh impor mesin dan peralatan mekanik.