Modal Asing Kabur Rp 3 T dalam Sepekan Imbas Kuatnya Isu Tapering Off

Abdul Azis Said
17 September 2021, 17:33
modal asing, rupiah, aliran modal asing, tapering off
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan posisi minggu lalu Rp 14.263 per dolar AS ke posisi Rp 14.223 per dlar

Sebagaimana pernyataan Gubernur Fed Jerome Powell dalam rapat akhir Juli lalu, bank sentral akan terus memantau kondisi inflasi dan pasar tenaga kerja sebelum menarik gas tapering off. Namun, Powell juga berulang kali berusaha meredam kekhawatiran pasar dengan mengatakan bahwa inflasi tinggi mungkin hanya bersifat sementara.

Dukungan untuk melanjutkan tapering off oleh The Fed juga tampaknya terlihat dari rilis data penjualan ritel AS bulan Agustus yang mulai naik. Ini mengindikasikan konsumsi mulai membaik dan ekonomi semakin pulih. Departemen Perdagangan pada kamis malam (16/9) melaporkan, penjualan ritel Agustus naik 0,7% secara mtm, setelah bulan sebelumnya terkontraksi 1,8%.

Penjualan didorong oleh lonjakan pembelian online, yang mengimbangi penurunan yang masih berlanjut oleh dealer mobil. Penjualan ritel online naik 5,3% setelah terkontraksi 4,6% pada Juli. Penjualan di toko pakaian naik tipis 0,1% bulan lalu. Ada kenaikan kuat transaksi di toko bahan bangunan dan furnitur yakni 3,5%.

Namun, rupiah masih berhasil turun tidak terlalu dalam jika dibandingkan pekan sebelumnya yang berhasil menguat 0,42%. Hal ini berkat sentimen positif dari dalam negeri seperti keputusan pelonggaran PPKM Level 4 di sejumlah wilayah serta rilis neraca dagang yang kembali cetak rekor.

Pemerintah awal pekan ini mengumumkan wilayah PPKM Level 4 di Jawa-Bali tersisa 3 kabupaten/kota setelah sebelumnya ada 11. Provinsi Jawa-Bali yang pekan sebelumnya memberlakukan PPKM level 4 penuh di semua kabupatn/kota, mulai kompak turun ke level 3.

Selain sentimen pelonggaran PPKM, rupiah juga menghijau berkat neraca dagang yang kembali surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca dagang sebesar US$ 4,74 miliar pada Agustus 2021, sekaligus tertinggi sepanjang sejarah.

Surplus ini terutama ditopang oleh kinerja ekspor yang melesat di tengah kenaikan impor. Ekspor Agustus mencapai US$ 21,42 miliar atau naik 20,92% dari bulan sebelumnya (month to month/mtm) dan 64,1% dibandingkan Agustus 2020 (year on year/yoy). Sedangkan impor US$ 16,68 miliar, naik 10,35% mtm dan 55,26% yoy.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...