Realisasi Masih Rendah, Pemerintah Akan Rombak Lagi Anggaran PEN

Abdul Azis Said
26 Oktober 2021, 20:48
PEN, anggaran PEN, perubahan anggaran PEN, postur dana PEN
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Pemerintah akan mendorong perubahan pada postur PEN saat ini seiring kebutuhan belanja kesehatan dan perlindungan sosial yang masih tinggi.

Pemerintah mencatat realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 22 Oktober baru mencapai Rp 433,91 triliun atau 58,3% dari pagu Rp 744,77 triliun. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan kondisi tersebut akan mendorong perubahan pada postur PEN saat ini seiring kebutuhan belanja kesehatan dan perlindungan sosial yang masih tinggi. 

Suahasil menjelaskan, alokasi belanja kesehatan memang baru mencapai Rp 116,82 triliun atau 54,3% dari pagu.  Namun, menurut dia, total kebutuhan belanja untuk program kesehatan masih akan tinggi dan tengah dihitung ulang.

"Untuk alokasi kesehatan, mungkin akan ada beberapa pergerakan karena untuk perawatan pasien kita sedang menghitung berapa kebutuhan biaya perawatannya, terutama setelah kemarin kita menanganinya secara luar biasa akibat varian Delta," kata Suahasil dalam Konferensi Pers Evaluasi PC-PEN, Selasa (26/10).

Suahasil mengatakan, perubahan pada belanja kesehatan turut mendorong pergerakan pada postur PEN secara keseluruhan. Namun, ia belum memberikan penjalasan terkait klaster mana saja yang akan berubah.

Ia menjelaskan, kenaikan belanja kesehatan didorong oleh pembayaran tagihan rumah sakit yang besar akibat varian Delta, pelunasan klaim perawatan pasien tahun lalu yang baru muncul untuk dilunasi tahun ini, dan pembayaran insentif tenaga kesehatan. 

Adapun realisasi anggaran kesehatan yang mencapai Rp 116,82 triliun saat ini paling banyak digunakan untuk  renovasi sejumlah asrama haji menjadi rumah sakit darurat. Anggaran juga digunakan untuk membagikan paket obat gratis bagi masyarakat isoman.

Realisasi belanja kesehatan juga sudah dipakai untuk membiaya perawatan mencapai 580 ribu pasien. Pemerintah juga telah membayar insentif kepada 1,26 juta tenaga kesehatan (nakes), serta santunan kematian untuk 446 nakes. Pengadaan 121,4 juta dosis vaksin, kemudian membayar iuran untuk 34,71 juta peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Selain anggaran kesehatan, Suahasil mengatakan, perubahan pada postur PEN juga akan dipengaruhi langkah pemerintah memperkuat sejumlah program perlindungan sosial.

"Anggaran Rp 744,77 triliun mungkin pada saatnya akan ada pergeseran-pergesran, namun akan kita manfaatkan termasuk untuk menangani kemiskinan ekstrem," kata Suahasil.

Ia mengatakan pemerintah akan memperkuat sejumlah program perlindungan sosial dalam rangka pengentasan kemiskinan ekstrem. Pemerintah berencana memberikan tambahan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin yang terdaftar sebagai penerima program keluarga harapan (PKH) dan kartu sembako.

Tambahan anggaran akan diberikan untuk dua program tersebut dengan nilai Rp 300 ribu per bulan. Bantuan akan disalurkan untuk periode tiga bulan dengan demikian totalnya mencapai Rp 900 ribu dan disalurkan pada akhir tahun ini.

Selain itu, pemerintah juga menambah kepesertaan untuk program Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebanyak 1,6 juta peserta dengan anggaran Rp 1,6 triliun.

Rencana perubahan postur anggaran PEN ini diumumkan setelah realisasi belanja sejumlah klaster terpantau masih lambat. Belanja untuk dukungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) baru terpakai 38,9% dari pagu Rp 162,40 triliun. Kendati demikian Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga optimistis anggarannya bisa terserap maksimal sampai akhir tahun.

"Memang dari berbagai program untuk dukungan UMKM dan korporasi, subsidi bunga KUR realisasinya baru 40%, tetapi sebenarnya ini masih menungu reimbursmentnya saja," kata Airlangga.

Selain itu, penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada enam BUMN juga masih belum terlaksana, terutama pada LPII dan SWF. Kendati demikia,  ia menyebut realisasinya hanya menunggu regulasi yang diterbitkan pemerintah.

"Sampai akhir tahun realisasi PEN meningkat atau bisa mencapai 100% bahkan lebih. Hal ini karena memang ada penanganan varian Delta sehingga klaim rumah sakit meningkat, dan tentu juga terkait berbagai program lain yang kami optimalkan," kata Airlangga.

Optimalisasi program yang dimaksud Airlangga yakni berbagai penguatan program perlindungan sosial yang sebelumnya disinggung Suahasil. Program-program tersebut diklaim akan membantu menyerap sisa PEN yang ada sampai akhir tahun.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...