Pertumbuhan PDB Kuartal III Diramal 3,48%, Konsumsi Jeblok Karena PPKM

Abdul Azis Said
4 November 2021, 16:32
PDB, ekonomi, konsumsi
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Seorang pedagang tertidur lelap di lapak buah miliknya di Pasar Induk Kramat Jati, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (28/7/2021). Imbas penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 para pedagang mengaku alami penurunan pendapatan hingga 50%.

"Laju pertumbuhan belanja barang, belanja modal dan belanja pegawai cenderung melambat dari laju pertumbuhannya pada kuartal sebelumnya. Hanya belanja pembayaran bunga utang yang tercatat meningkat," ujarnya.

Jika konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan masih melambat. Hal sebalilnya terjadi di ekspor. Net-ekspor juga diperkirakan tumbuh solid sejalan dengan laju pertumbuhan ekspor non-migas yang meningkat.

Kondisi ini ditopang oleh tren kenaikan harga komoditas global.

 Senada dengan Josua, Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky juga memperkirakan pertumbuahn ekonomi pada kuartal III akan lebih lambat dari kuartal sebelumnya. Ia memperkirakan pertumbuhan sebesar 3,9%-4,3%.

Riefky mengatakan PPKM memukul pertumbuhan ekonomi pada komponen konsumsi rumah tangga dan investasi.

Kendati demikian, ini dikompensasi dengan perbaikan pada komponen perdaganagn internasional.

"Kenaikan harga komoditas baru-baru ini berpotensi meningkatkan PDB melalui ekspor pada periode kuartal ketiga tahun 2021," ujar Riefky dalam keterangannya diterima Katadata.

Riefky mengatakan percepatan ekspor sepanjang tahun terutama disumbang oleh tingginya harga komoditas, khususnya CPO dan batu bara.

  Lonjakan permintaan datang dari mitra dagang utama RI seperti Cina dan India. Selain itu, pendorong utama kinerja ekspor juga karena permintaan global yang mulai pulih,

Di sisi lain, impor sepanjang Januari-September juga mengalami peningkatan sebesar 134% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meskipun impor yang lebih tinggi terutama disumbang oleh harga minyak mentah yang tinggi, pemulihan permintaan global juga mendukung peningkatan jumlah barang impor pada tahun 2021.

"Pertumbuhan ekspor yang lebih cepat menyebabkan surplus perdagangan yang tercatat hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun lalu," ujar Riefky.

 Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV

Pertumbuhan ekonomi diramal akan semakin kuat memasuki akhir tahun.

Josua memperkirakan perekonomian pada kuartal IV akan tumbuh di kisaran 4,5%-5%.

Konsumsi rumah tangga dan investasi juga akan tumbuh semakin kuat seiring relaksasi PPKM di sejumlah wilayah.

"Tetapi rangenya masih di kisaran itu dulu, karena kita masih perlu memastikan bahwa di bulan Desember nanti tidak terjadi lonjakan yang signifikan dari kasus Covid-19," kata Josua.

Meski demikian, net-ekspor pada kuartal terakhir tahun ini diperkirakan bakal lebih kecil dari kuartal ketiga.

 Hal ini dipengaruhi tren peningkatan ekspor pada kuartal sebelumnya mungkin akan mulai melemah seiring harga komoditas yang mulai berangsur turun.

Di sisi lain, meningkatnya konsumsi dan investasi mendorong aktivitas impor akan meningkat.

Sejalan dengan ekspektasi berlanjutnya perbaikan pada kuartal IV, ditopang pertumbuhan yang signifikan pada kuartal II yang lalu, Josua juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi keselurhan tahun di kisaran 3,4%-3,8%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...