Marimutu Sinivasan Gugat Satgas BLBI, Ini Hamparan Bisnis Bos Texmaco

Amelia Yesidora
6 Januari 2022, 07:00
Marimutu Sinivasan Gugat Satgas BLBI, Ini Hamparan Bisnis Bos Texmaco
Pudjo Agen Property

Diversifikasi Bisnis Texmaco

Setelah puas dengan usaha tekstilnya, Grup Texmaco mulai memasuki dunia industri otomotif. Melalui pabriknya di Serang, Texmaco menciptakan sebuah kendaraan truk bernama Perkasa. Karena memiliki koneksi yang baik dengan pemerintahan, TNI memesan 800 unit truk Perkasa.

Pada 1998, Texmaco sudah memiliki kawasan pabrik seluas 1000 hektare di Subang, Jawa Barat. Kawasan pabrik ini juga dilengkapi dengan sekolah politeknik mesin yang diresmikan oleh menteri perindustrian pada masa itu, Hartarto Sastrosoenarto.

Sementara di timur kota Jakarta, tepatnya di Karawang, Texmaco juga memiliki kompleks pabrik tekstil dengan luas kurang lebih 250 hektare. Di pabrik ini, Texmaco menghasilkan merek Simfoni dan Texana yang dikenal luas hingga banyak dipesan oleh perusahaan global seperti Mark & Spencer dan Tommy Hilfiger. 

Hamparan kekayaan Marimutu tersebut membuat namanya beberapa kali masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Di tingkat regional, Marimutu menempati urutan 149 orang terkaya versi GlobeAsia 2016.

Terjerat Skandal Lain

Konferensi Pers Sita Aset Obligor BLBI
Konferensi Pers Sita Aset Obligor BLBI (Youtube/Kemenko Polhukam RI)

 

Tidak hanya terlibat BLBI, nama Marimutu Sinivasan bahkan sempat masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) dari 2006 hingga 2008. Itu terjadi karena Marimutu sempat gagal bayar utang untuk pinjaman PT Multi Karsa Utama ke Bank Duta senilai Rp 50 miliar. 

PT Multi Karsa Utama merupakan perusahaan yang dipimpin Marimutu. Dalam catatan Kumparan, Bank Duta hanya bisa memberikan pinjaman Rp 30 miliar, sementara sisanya Rp 20 miliar lagi ditanggung oleh Bank Muamalat.

Selain itu, Marimutu masuk dalam sembilan dari 11 keluarga terkaya di Indonesia yang menempatkan aset di kawasan tax haven. Sebanyak 2.500 nama orang Indonesia ditemukan pada dokumen penyedia jasa offshore Singapura bernama Portcullis TrustNet.

Dokumen ini bocor kepada International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), ada lebih dari 190 perusahaan dan pengelola dana offshore di Kepulauan Cook, Pasifik Selatan tersebut. Sebut saja keluarga Lippo dan Sampoerna, nama mereka terdapat dalam daftar tersebut.

Kisah Marimutu Sinivasan dengan perusahaan offshore bermula pada 1997, ketika seorang pegawai TrustNet bernama Stephen Breed datang ke Jakarta untuk menemunya. Kala itu, Indonesia sedang memasuki krisis dan Marimutu memperoleh pinjaman US$ 2,2 miliar dari bank dan lembaga pemerintah untuk Texmaco.

Tujuh tahun berselang, pada 4 April 1997, TrustNet mendirikan perusahaan offshore di Kepulauan Cook, Samudera Pasifik dengan nama Pipeline Trust Company Limited. Tepat pada 13 Agustus 1997, TrustNet mengalihkan saham-saham perusahaan tersebut atas nama Marimutu.

Pada 11 Desember 1997, TrustNet mengirim Marimutu dokumen surat kuasa yang memungkinkan taipan ini membuka rekening bank dan mentransfer dana dari dan ke dalam rekening atas nama TrustNet.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...