Buru Obligor, Bos Satgas BLBI Minta Dukungan Anggaran ke Sri Mulyani
Rencana permohonan anggaran khusus ini juga sudah disampaikan Rio dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu (26/1). Dia mengatakan, Satgas BLBI selama ini punya anggaran kecil dan hanya berupa honor tim. Anggaran inipun diselipkan ke dalam anggaran Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi (PKNSI) di bawah DJKN.
"Untuk 2022 kita akan melakukan permohonan kepada Ibu Menkeu karena rodanya sudah mulai berputar dan sebagaimana kita ketahui itu harus berakhir 2023 jadi kami juga sedang menyiapkan nanti end-gamenya seperti apa," kata Rio.
Pembentukan Satgas tersebut diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2021 yang dikeluarkan tanggal 6 April lalu. Satgas kemudian mulai memanggil para pengemplang melalui pengumuman terbuka di koran pada pertengahan Agustus tahun lalu dan melakukan penyitaan aset pertama di akhir bulan yang sama.
Belum genap setahun berjalan, Satgas BLBI melaporkan sudah berhasil mengumpulkan aset hasil sitaan senilai Rp 15,11 triliun dari para obligor/debitur BLBI. Namun ini masih jauh dari total tagihan dana BLBI sebesar Rp 110,45 triliun.
Salah satu pengemplang kakap yang berhasil ditangkap yakni Grup Texmaco. Nilai aset yang sudah dikumpulkan dari perusahaan tekstil itu mencapai Rp 5,29 triliun berupa 746 bidang tanah Grup Texmaco yang luasnya mencapai 672,8 hektare.