Sentimen Negatif PPKM Level 3, Rupiah Diramal Melemah ke Rp 14.415/US$

Abdul Azis Said
8 Februari 2022, 09:47
rupiah, ppkm, dolar, nilai tukar
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021).

Senada dengan Rully, analis pasar uang Ariston Tjendra juga memperkirakan rupiah akan kembali tertekan ke arah Rp 14.420, dengan potensi support di kisaran Rp 14.380 per dolar AS. Tekanan rupiah masih berasal dari sejumlah sentimen negatif eksternal.

"Faktor yang menjadi penekan rupiah masih sama yaitu kenaikan inflasi global, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank sentral AS," kata Ariston kepada Katadata.co.id

Inflasi di Amerika kini telah mencapai rekor tertingginya dalam empat dekade. Kondisi ini mendorong bank sentral mulai memberi sinyal yang lebih hawkish dengan kenaikan bunga acuan yang direncanakan pada Maret mendatang.

Beberapa perkiraan juga menunjukkan The Fed bisa lebih agresif dengan kenaikan bunga acuan sampai 50 bps pada Maret, lebih dari empat kali sepanjang tahun ini.

Di samping itu, tekanan rupiah juga dibayangi kenaikan harga minyak mentah dunia. Ariston mengatakan, tren kenaikan harga ini akan berdampak dari sisi surplus neraca dagang, lantaran Indonesia selama ini masih mencatat net impor untuk minyak mentah. Selain itu, tren kenaikan harga minyak juga bisa memberikan dorongan tambahan terhadap kenaikan inflasi global.

Sebaliknya, sentimen positif pelaku pasar terhadap aset berisiko terutama pasar saham bisa menjaga pelemahan rupiah tidak terlalu dalam. Perbaikan ini didorong oleh pasar yang masih optimis terhadap pemulihan ekonomi di tengah pandemi dengan membaiknya pendapatan sejumlah perusahaan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...