Ibu Kota Pindah, Apa Efeknya ke Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Agustiyanti
13 Februari 2022, 11:10
kereta cepat, kereta cepat jakarta-bandung, ibu kota negara
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi. Hasil riset Polar UI pada 2021 mengenai potensi penumpang dari kereta cepat yang mencapai 30 ribu penumpang per hari.

Meski demikian, ia menyakini potensi perekonomian yang membaik dan kembalinya aktivitas manusia bisa menjadi harapan adanya peningkatan jumlah penumpang kedepannya.

Proyek kereta cepat Jakarta – Bandung alias adalah kerja sama antara Indonesia dan Cina dengan membentuk perusahaan patungan bernama PT Kereta Cepat Indonesia China. 

Dalam kerja sama tersebut, pemerintah Indonesia memiliki 60 % saham melalui PT Pilar Sinergi. Ini konsorsium yang terdiri dari empat perusahaan BUMN, yaitu PT Wijaya Karya, PT Jasa Marga, PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Sementara itu, konsorsium Cina menguasai 40 % saham. Perusahaan yang tergabung dalam konsorsium mereka yakni China Railway International, China Railway Group, Sinohydro Corporation, CRRC Corporation, dan China Railway Signal and Communication.

Kereta cepat ini mempunyai panjang trase 142,3 kilometer dan melewati empat stasiun: Halim, Karawang, Padalarang, dan berakhir di Tegalluar. Berdasarkan laman resmi KCIC, hanya dibutuhkan waktu 45 menit untuk menerobos perjalanan dari Jakarta ke Bandung.

Proyek ini dijadwalkan rampung 2019 sehingga bisa segera beroperasi. Namun berbagai masalah muncul dari persoalan teknis konstruksi, hingga anggaran. Biaya investasi membengkak dari Rp 86,52 triliun kini diperkirakan mencapai Rp 114,24 triliun. Presiden Joko Widodo kemudian mematok target proyek kereta cepat untuk bisa diuji di akhir 2022.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...