Sri Mulyani Beberkan Penyebab Belanja Kementerian/Lembaga Anjlok 25%

Abdul Azis Said
20 April 2022, 13:56
belanja modal, realisasi belanja modal, kementerian keuangan
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Realisasi belanja modal pada tiga bulan pertama tahun ini tercatat sebesar Rp 18,7 triliun.

Selain itu, belanja bantuan sosial (Bansos) tahun ini juga kembali normal. Belanja perlindungan sosial (Perlinsos) dalam rangka pandemi mencapai Rp 51 triliun pada kuartal I tahun lalu. Nilainya menyusut jadi Rp 22,6 triliun pada tahun ini.

Realisasinya tinggi pada tahun lalu karena dilakukan percepatan, sementara tahun ini kembali normal. Tetapi, belanjanya kemungkinan kembali naik di kuartal kedua ini karena adanya penebalan bansos terkait kenaikan harga minyak goreng.

"Jadi kita akan melihat pertumbuhan belanja akan mulai signifikan di kuartal II 2022," kata Isa.

Realisasi belanja K/L yang lambat ini dikompensasi oleh belanja pemerintah pusat melalui non-K/L serta belanja transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) yang berhasil tumbuh masing-masing 10,6% dan 2%. Dengan realisasi tersebut, belanja negara sampai kuartal I ini sebesar Rp 490,6 triliun atau terkontraksi 6,2% dari tahun lalu.

Di sisi lain, pendapatan negara berhasil melanjutkan pertumbuhan 32,1%. Dengan pendapatan yang moncer sementara belanja terkontraksi, maka APBN masih berhasil surplus sebesar Rp 10,3 triliun.

Laporan Kementerian Keuangan menunjukkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 783,7 triliun pada 2021. Kondisi defisit ini disebabkan oleh realisasi pendapatan negara yang lebih rendah dari belanja negara. Rinciannya, realisasi pendapatan negara sebesar Rp 2,003,1 triliun hingga Desember lalu. Sementara, belanja negara tercatat sebesar Rp 2.786,8 triliun sepanjang 2021.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...