Impor Lesu, Surplus Neraca Perdagangan April Cetak Rekor US$ 7,56 M

Abdul Azis Said
17 Mei 2022, 12:26
neraca perdagangan, ekspor, impor, neraca dagang
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi. Neraca perdagangan pada Januari-April 2022 mencapai US$ 16,89 miliar.

"Kita ketahui Cina sedang terdampak lockdown, sedangkan Amerika Serikat menghadapi kenaikan suku bunga, sedangkan India terdampak cuaca ekstrem. Ini akan memengaruhi kinerja ekspor ke depan," ujarnya.

Adapun ekspor secara kumulatif pada Januari-April 2022 mencapai US$ 93,47 miliar, naik 38,78%. Kenaikan ekspor paling besar berasal dari kelompok bahan bakar mineral, yang mencakup batu bara dan minyak hewan atau nabati yang mencakup sawit. Keduanya berkontribusi 28,23% dari total ekspor nonmigas. 

Sementara itu, penurunan impor secara bulanan terutama terjadi pada komoditas nonmigas yang mencapai 13,65% secara bulanan menjadi US$ 15,95 miliar. Namun, impor nonmigas masih tumbuh 12,47% secara tahunan. Sementara impor migas masih naik 9,21% secara bulanan atau 88.49% secara tahunan menjadi US$ 3,81 miliar. 

"Penurunan impor masih sesuai dengan siklus tahun lalu," kata dia. 

Berdasarkan penggunaan barangnya, menurut dia, impor konsumsi turun 6,4% secara bulanan tetapi masih naik 4,21% secara tahunan menjadi US$ 1,7 miliar. Penurunan impor konsumsi terutama terjadi karena penurunan impor vaksin. 

Adapun impor bahan baku penolong turun 8,68% secara tahunan menjadi US$ 15,54 miliar, akibat penurunan impor besi dan baja. Sedangkan impor barang modal, turun 19,34% menjadi US$ 2,52 miliar. 

Penurunan impor terbesar terjadi pada komoditas mesin dan peralatan mekanis mencapai US$ 483,4 juta, disusul besi dan baja US$ 252,1 juta, kendaraan dan bagiannya US$ 201 juta, serta biji logam US$ 173,9 juta.  Sementara itu, terjadi kenaikan impor pada komoditas sayuran mencpaai US$ 63,6 juta, disusul biji dan buah mengandung minyak US$ 45 juta, dan buah-buahan 44,1 juta. 

"Kenaikan terbesar terjadi untuk impor dari Argentina, Kuwait, dan Filipina. Sedangkan penurunan terbesar terjadi untuk impor dari Thailand, Jepang, India dan Cina," katanya. 

BPS juga mencatat ekspor secara kumulatif pada Januari-April mencapai US$ 93,47 miliar, naik 38,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan impor secara kumulatif mencapai US$ 76,58 miliar, naik 28,51% dibandingkan 2021.

"Selama Januari-April, kita sudah surplus US$ 16,89 miliar. Tren surplus ini baik dibandingkan 2021 maupun 2020. Ini merupakan kinerja terbaik selama Januari-April sejak 2017," ujarnya. 

Kinerja ekspor yang lebih baik dibandingkan impor diperkirakan terjadi pada sepanjang tahun ini, seperti yang diramalkan IMF dalam databoks di bawah ini.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...