Elon Musk Punya Firasat Buruk soal Ekonomi, Resesi akan Terjadi?

Agustiyanti
4 Juni 2022, 17:37
resesi ekonomi, resesi, elon musk, inflasi tinggi
ANTARA FOTO/REUTERS/Carlo Allegri/ama/dj
Ilustrasi. CEO Tesla Elon Musk beberapa kalo menyampaikan kekhawatiran terkait kondisi ekonomi yang kemungkinan kembali menghadapi resesi.

Malpass mengatakan, perlambatan ekonomi tak hanya terjadi di Jerman, Cina dan Amerika Serikat juga mengalami kondisi serupa. Sementara ekonomi Ukraina dan Rusia sudah pasti akan mengalami penurunan tajam. 

Ia menjelaskan, faktor harga energi yang saat ini telah meningkat lebih dari dua kali lipat sebenarnya sudah mampu memicu resesi global. Selain itu, terdapat faktor pengurangan produksi pupuk saat ini juga dapat memperburuk kondisi di banyak negara.  

Meski demikian, Bank Dunia pada outlook yang dirilis April 2022 masih meramal perekonomian dunia akan tumbuh 3,2% pada tahun ini, lebih rendah dibandingkan outlook pada Januari sebesar 4,1%. 

Kekhawatiran kondisi ekonomi yang suram, terutama di Amerika Serikat juga diungkapkan Mantan Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve Ben Bernanke. Bernanke menilai keputusan bank sentral Amerika Serikat yang sempat menunda keputusan untuk menaikkan suku bunga untuk menghadapi inflasi adalah sebuah kesalahan.

Ia menilai ekonomi Amerika kini mulai memasuki periode stagflasi atau kombinasi terjadinya stagnansi ekonomi dan inflasi tinggi, ditambah dengan pengangguran tinggi. 

Bernanke menjabat sebagai Gubernur The Fed selama periode Bush dan Obama saat melalui krisis keuangan 2008. Pada masa-masa itu, bank sentral AS memainkan peran besar dalam membantu pemulihan ekonomi. 

Di bawah kepemimpinan Jerome Powell saat ini, The Federal Reserve telah menghadapi serangkaian krisis karena jatuhnya ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona dan tingkat inflasi tinggi yang diperkirakan akan awet selama beberapa dekade. Menurut Bernanke, itu semua menuju skenario yang memungkinkan di mana ekonomi AS dapat memasuki periode "stagflasi", atau kombinasi dari stagnasi ekonomi dan inflasi yang tinggi, ditambah dengan peningkatan pengangguran.

"Inflasi masih terlalu tinggi. Harus ada periode dalam satu atau dua tahun ke depan di mana pertumbuhan rendah, pengangguran setidaknya naik sedikit dan inflasi masih tinggi, Jadi Anda bisa menyebutnya stagflasi,” kata Bernanke kepada The New York Times.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...