Surat Utang Negara Diserbu Investor meski Ada Sentimen Moneter Amerika
Lelang Surat Utang Negara (SUN) pertama pada Juni mencatat nilai penawaran yang masuk Rp 43,54 triliun. Nilai ini naik 10,5% dibandingkan lelang sebelumnya.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan menyampaikan, pasar Surat Berharga Negara (SBN) kembali volatilitas beberapa hari terakhir.
Hal itu terpengaruh oleh ekspektasi rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Mei yang diperkirakan meningkat. Ini berpotensi mendorong kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed dalam pertemuan minggu depan.
Namun, Deni melihat bahwa minat investor pada lelang SUN kemarin masih solid.
"Hal ini dipengaruhi oleh relatif stabilnya kondisi perekonomian domestik yang ditunjukkan oleh rilis data inflasi 3,55% atau lebih rendah dari ekspektasi pasar 3,6%," kata Deni dalam keterangan tertulis, Selasa (7/6).
Meski incoming bids yang masuk meningkat dibandingkan lelang sebelumnya, tetapi nominal yang dimenangkan lebih rendah. Hal ini mempertimbangkan yield atau imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan selama 2022.
Pada lelang kemarin, pemerintah meraup Rp 17 triliun atau lebih rendah dari lelang akhir Mei Rp 20 triliun.
Pemerintah melepas tujuh seri SUN yang terdiri atas dua Surat perbendaharaan Negara (SPN) dan lima seri obligasi negara Fixed Rate (FR).
Penawaran tertinggi masuk untuk seri obligasi negara FR tenor 10 tahun Rp 13,5 triliun. Disusul SPN tenor pendek tiga bulan RP 9,6 triliun, FR tenor lima tahun Rp 9,2 triliun.
Sedangkan penawaran terendah yakni FR tenor panjang 29 tahun Rp 430 miliar.
Investor asing rerata masuk ke seri obligasi negara FR tenor lima dan 10 tahun. Total penawaran masuk Rp 5,29 triliun atau 12,16% dari total penawaran yang masuk.
Sedangkan nominal yang dimenangkan Rp 2,63 triliun atau 49,75% dari total incoming bids investor asing.
Secara umum, Deni menyebutkan bahwa level yield rata-rata tertimbang (WAY) lelang SUN kemarin untuk seri obligasi negara FR turun 3-16 basis point (bps) dibandingkan lelang sebelumnya
WAY untuk FR tenor lima tahun 6,09%, 10 tahun 7,06%, 15 tahun 7,27%, 20 tahun 7,32% dan 29 tahun 7,31%.
"Maka, di tengah pasar yang cenderung volatile, pemerintah masih bisa mendapatkan level borrowing cost yang cukup kompetitif," kata Deni.
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan bulan ini (21/6).
Deni mengatakan, kementerian optimistis kondisi pasar ke depan akan lebih kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN.