Harga Cabai Hingga Listrik Naik, Inflasi Tahunan Juli Nyaris Tembus 5%

Abdul Azis Said
1 Agustus 2022, 11:37
harga cabai, inflasi, harga bawang, tarif listrik, LPG
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/rwa.
Ilustrasi. Kenaikan harga cabai dan bawang merah menjadi penyumbang utama inflasi Juli.

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Juli mencapai 0,64% secara bulanan atau 4,94% secara tahunan. Inflasi disumbang kenaikan harga pangan seperti cabai dan bawang merah, hingga tarif listrik. 

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, seluruh atau  kota yang disurvei BPS mengalami inflasi. Adapun inflasi tahun kalender hingga Juli telah mencapai 3,58%. 

"Inflasi tahunan Juli 4,94% merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2015," ujar Margo dalam konferensi pers, Senin (1/8). 

Margo menjelaskan, inflasi terutama disumbang oleh komponen harga bergejolak dengan andil 0,25%. Pada komponen ini, kenaikan harga disumbang oleh cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit. 

Komponen harga yang diatur pemerintah memberikan andil 0,21%. Margo menjelaskan, inflasi pada komponen ini disumbangkan oleh kenaikan tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, dan tarif listrik. 

"Kenaikan tarif listrik 3.500 VA dan pelanggan pemerintah mulai 1 Juli 2022 memberikan andil 0,01%," kata dia.

Di sisi lain, komponen inti memberikan andil inflasi sebesar 0,18%. Komoditas yang mendorong inflasi pada komponen ini adalah ikan segear, mobil, dan sewa rumah. 

"Hingga Juli, inflasi inti masih relatif setabil," ujarnya.

Inflasi inti menjadi salah satu tolak ukur Bank Indonesia dalam menentukan kebijakan suku bunga acuan. BI dalam Rapat Dewan Gubernur bulan ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level terendah sepanjang sejarah 3,5% meski bank-bank sentral lainnya, terutama The Fed agresif mengerek bunga. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan untuk mempertahankan suku bunga ini konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian dalam negeri.

"BI tetap akan terus mewaspadai risiko kenaikan inflasi dan inflasi inti ke depan, serta memperkuat respons bauran moneter yang diperlukan, baik melalui stabilitas nilai tukar, penguatan operasi moneter, dan suku bunga," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (21/7). 

Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...