Rupiah Dibuka Melemah ke 14.868/US$ Jelang Rilis Data Inflasi AS

Abdul Azis Said
10 Agustus 2022, 09:41
rupiah, dolar as, nilai tukar
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

Perkiraan Dow Jones, inflasi harga konsumen di AS sudah mencapai puncaknya dan mereda pada bulan Juli. Inflasi diperkirakan turun  ke 8,7% secara year-on-year pada Juli, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 9,1%. Namun, inflasi inti diperkirakan masih akan lebih tinggi dari bulan Juni 5,9% menjadi 6,1% pada Juli.

Ariston menyebut kekhawatiran terhadap data inflasi AS ini bisa diredakan dengan sentimen positif pasar terhadap perekonomian Indonesia. Data pertumbuhan ekonomi Kuartal II yang dirilis akhir pekan lalu masih bisa menahan pelemahan rupiah hari ini.

Analis Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan rupiah bisa bergerak menguat hari ini ke rentang Rp 14.835-Rp 14.902 per dolar AS. Senada dengan Ariston, sentimen penguatan bersumber dari data ekonomi domestik yang positif.

Ia menyebut, kinerja konsumsi masyarakat dan ekspor yang meningkat telah mendukung pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II yang mencapai 5,44%. "Perkembangan ini direspons positif oleh pelaku pasar sehingga modal asing kembali masuk ke pasar domestik dan mendukung penguatan rupiah," kata Reny.

Selain dari internal, pergerakan rupiah hari ini juga dibayangi sentimen eksternal terutama kenaikan suku bunga The Fed. Anggota Dewan Gubernur The Fed Michelle Bowman mengatakan bahwa bank sentral masih mungkin menaikkan suku bunga sampai inflasi melandai. Ia bahkan menyebut kenaikan dengan besaran yang sama dengan keputusan sebelumnya, 75 bps, masih mungkin dilakukan. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...