Rupiah Diramal Melemah ke Rp 14.950 Imbas Data Ekspor Cina yang Lemah

Abdul Azis Said
8 September 2022, 09:35
nilai tukar rupiah
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pekerja menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Rabu (5/1/2022).

Pelemahan juga masih didorong ekspektasi kenaikan bunga The Fed pada pertemuan pembuat kebijakan yang dijadwalkan pada 20-21 September. Kenaikan harga BBM yang bisa mengerek inflasi juga masih akan menekan rupiah hari ini.

Namun, indeks dolar terpantau turun ke level 109,8 poin pagi ini. Penurunan tersebut mengindikasikan bahwa dolar AS sedang berkonsolidasi sehingga bisa memberikan ruang untuk penguatan rupiah.

Berbeda, analis DCFX Lukman Leong melihat rupiah bisa menguat hari ini berkat pasar yang kembali melakukan risk on. Sejumlah indeks saham Asia terpantau menghijau pagi ini. Nikkei 225 Jepang menguat 1,98%, Kospi Korea Selatan 0,27%, Taiex Taiwan 0,44% dan Straits Times STI Singapura 0,88%.

Risk on di aset saham tersebut usai komentar Wakil Ketua Fed Lael Brainard yang memberi sinyal agresivitas The Fed sedikit mereda. Ia menegaskan komitmen the Fed memerangi inflasi namun akan memperhatikan resiko ekonomi apabila mereka melangkah terlalu jauh.

"Selain itu, pelaku pasar menantikan pertemuan kebijakan bank sentral Eropa yang diperkirakan akan memberikan kenaiakan suku bunga jumbo hingga 75 bps," kata Lukman dalam risetnya.

Dari domestik, pelaku pasar mengantisipasi data kepercayaan konsumen yang diperkirakan akan lebih rendah bulan lalu. Ia memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp 14.850- Rp 14.950 per dolar AS.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...