Rupiah Diramal Sentuh Rp15.000 per US$ Hari Ini Tertekan Rapat The Fed
Berdasarkan alat pemantauan CME FedWatch, mayoritas pasar memperkirakan bunga acuan naik 0,75%. Sebelumnya The Fed mengerek bunga acuan 0,75% dua kali.
Namun pasar juga mengantisipasi kenaikan lebih agresif. Probabilitas kenaikan bunga 1% mencapai 18%.
Meski begitu, Ariston menilai rupiah tidak akan tertekan signifikan meski The Fed agresif mengerek suku bunga acuan. Hal ini terlihat dari sentimen positif pada pasar saham Asia pagi ini.
Indeks Nikkei 225 Jepang dan Shanghai SE Composite Cina kompak menguat 0,35%. Lalu, indeks Hang Seng Hong Kong 0,77%, Kospi Korea Selatan 0,46%, dan Nifty 50 India 0,52%.
"Sebagian pasar terlihat mengambil peluang masuk di level rendah. Sentimen positif ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah," kata Ariston.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah masih tertekan jelang pertemuan Bank Indonesia (BI) 21 - 22 September. BI diperkirakan kembali menaikkan bunga 0,25%.
Sentimen tersebut akan menekan rupiah ke arah Rp 14.900 - Rp 15.050 per dolar AS. "Investor masih terus menghindari obligasi pemerintah dalam mengantisipasi inflasi dan suku bunga obligasi yang lebih tinggi kedepannya," kata Lukman dalam risetnya.