Dampak Positif Penguatan Rupiah: Inflasi dan Beban Utang Terkendali
Lebih lanjut, inflasi yang terkendali akan mendorong bank sentral menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunga. Suku bunga akomodatif, tidak naik, akan membantu menjaga pemulihan ekonomi.
"Beban pembayaran bunga dan pokok utang luar negeri menjadi lebih ringan. Kemudian kepercayaan investor global terhadap perekonomian nasional semakin meningkat, dan masih banyak dampak positif lainnya," kata Damhuri, Rabu (25/1).
Sebaliknya, penguatan rupiah memang akan berefek negatif dari sisi ekspor karena harga barang ekspor Indonesia menjadi lebih mahal. Namun ia tidak melihat resiko itu akan membuat produk Indonesia menjadi tidak kompetitif di pasar global dan menyebabkan ekspor turun signifikan.
Senada, ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky menyebut penguatan rupiah akan membantu menjaga inflasi karena barang impor menjadi lebih murah.
Selain itu, pembayaran bunga utang dalam denominasi dolar AS juga menjadi menurun. Sementra efeknya ke ekspor dinilai tdak signifikan karena Indonesia justru bisa dapat berkah dari pembukaan kembali aktivitas Cina.
Meski demikian, Riefky menilai kebutuhan pasar saat ini sebetulnya tidak cukup rupiah yang terus menguat, tetapi juga seharusnya lebih stabil. Pasalnya, pelaku usaha memerlukan rupiah yang stabil untuk mendukung perencanaan bisnisnya ke depan.
"Kalau rupiahnya volatile, sulit bagi industri dan produsen melakukan kalkulasi dan estimasi ke depan sehingga risikonya justru menjadi lebih tinggi," ujarnya.