Cina Ditekan Negara Barat untuk Restrukturisasi Utang Negara Miskin
Berdasarkan data Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Financial Times (FT) melaporkan sebagian besar dari 117 negara yang terlibat dalam program pendanaan Tiongkok Belt & Road Initiative (BRI) memiliki risiko ekonomi tinggi. Penilaian risiko ini menggunakan skala antara 0 dan 7. Semakin tinggi skornya, risikonya semakin besar.
Negara dengan risiko sangat tinggi meliputi Pakistan, Sri Lanka, Suriname, dan Zambia. Sementara itu, Singapura merupakan satu-satunya negara dengan risiko paling rendah. Dengan skor 3, Indonesia masih relatif aman.
Menurut laporan FT, Gubernur Bank Rakyat Tiongkok Yi Gang mengatakan kepada menteri-menteri keuangan G20 pada 13 April 2023, negaranya bersedia untuk bekerjasama menyelesaikan negosiasi restrukturisasi utang. Negosiasi ini menggunakan Kerangka Kerja Bersama (Common Framework) dari G20.
“Cina bersedia untuk bekerja dengan semua pihak untuk mengimplementasikan Kerangka Kerja Bersama untuk penyelesaian utang,” kata Yi.
New York Times juga melaporkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan bahwa Tiongkok telah mengajukan proposal. Salah satu isinya adalah mendorong IMF untuk mempublikasikan penilaian keberlanjutan utang negara-negara lebih cepat.
Selain itu, Tiongkok juga telah meminta kreditur lain untuk merinci bagaimana mereka akan melakukan restrukturisasi dengan “ketentuan yang sebanding.”