Arus Deras Modal Asing Masuk ke Indonesia di Tengah Risiko Default AS
Di sisi lain, ia juga tak begitu risau lantaran risiko default ini sangat kecil. Menurut dia, kebuntuan yang terjadi di pemerintahan AS soal plafon utang pada akhirnya akan menemui keputusan akhir seperti periode-periode sebelumnya. Perdebatan soal plafon utang juga sempat terjadi pada 2021. Namun, Kongres AS pada akhirnya tetap setuju untuk menaikkan batas utang sekalipun memang sempat ada 'drama' di Kongres AS.
Ekonom senior KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga melihat hal yang sama. Meski risiko default akan memicu aksi jual besar-besaran di pasar obligasi global, ada peluang dana itu mengalir ke Indonesia. Gagal bayar pemerintah AS bisa mendorong investor mengalihkan modalnya ke negara lain yang dianggap aman, dan kawasan yang memiliki prospek ekonomi cukup baik tahun ini yakni Asia, termasuk Indonesia.
Berbeda, ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teuku Riefky melihat default di AS akan merembet ke pasar negara emerging market seperti Indonesia. Sebagai gantinya, dana-dana itu akan mencari aset aman lainnya selain AS seperti ke Jepang maupun Eropa.
"Kita belum tahu seberapa besar kemungkinan AS akan default. Walaupun dalam risiko yang sangat kecil, dampaknya akan besar ke sistem keuangan global baik dari sisi ketidakpastian maupun tingkat bunga yang akan melonjak tinggi karena resikonya akan sangat tinggi," kata Riefky.