AS Terancam Default Utang, Bagaimana Nasib Dana Investor RI US$ 12 M?

Abdul Azis Said
28 April 2023, 18:50
utang amerika, utang AS, utang
KATADATA/ Arief Kamaludin
Ilustrasi. Ancaman gagal bayar utang ini bisa memicu sentimen negatif dengan kenaikan imbal hasil alias yield US Treasury.

Kepemilikan oleh investor domestik sebetulnya terus turun dari Februari tahun lalu masih mencapai US$ 23,5 miliar. Menurut Josua, nilai investasi dari Indonesia tidak besar karena risk appetite dari investor pada SBN juga sangat baik. Indonesia  bukan termasuk negara utama pemegang US Treasury seperti negara lainnya di Asia Tenggara.

"Risiko dari default cenderung kecil karena isu tersebut bukan muncul pertama kalinya, dan pada tahun-tahun sebelumnya untuk menghindari risiko default, pemerintah AS dan Kongres akan menyepakati peningkatan plafon utang sehingga risiko peningkatan yield UST tersebut cenderung bersifat sementara," kata Josua, Jumat (28/4).

Ekonom senior KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana menyebut default pemerintah AS tentunya akan berdampak terhadap portofolio para investornya, termasuk di dalam negeri. Beberapa kepemilikan US Treasury itu juga oleh bank sentral sehingga ketika yield naik efeknya tentu akan berpengaruh terhadap posisi cadangan devisa.

Selain itu, efeknya terhadap pasar keuangan domestik juga kecil. Alasannya, reksa dana pendapatan tetap domestik yang memarkirkan dananya ke US Treasury relatif kecil dibandingkan underlying yang memakai SUN domestik. "Kalau tidak salah baru sekitar 7%," kata Fikri.

Di sisi lain, sentimen negatif di AS itu bukan tidak mungkin menjadi berkah bagi pasar keuangan domestik. Pelaku pasar bisa saja keluar dari aset dolar dan mencari tempat baru yang memiliki fundamental relatif terutama di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...