AS Terancam Default, Kemenkeu Tak Khawatir Dampaknya ke Surat Utang RI
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut, risiko default pemerintah AS umumnya memberikan sentimen negatif ke pasar keuangan global. Pasar khawatir karena surat utang pemerintah AS alias US Treasury selama ini sudah terkenal sebagai aset paling aman akan menjadi kejutan di pasar.
Josua menilai risiko default tersebut akan mix terhadap pasar keuangan domestik dengan kecenderungan positif. Alasannya, menurut dia, kondisi fundamental pasar obligasi pemerintah Indonesia sangat mendukung terjadinya inflow atau aliran masuk.
"Sejauh ini kecenderungannya akan bias positif untuk Indonesia karena kondisi utang dan fundamental ekonomi kita jauh lebih baik dibandingkan sebagian besar negara maju termasuk Amerika Serikat," kata Josua, Jumat (28/4).
Seperti halnya Suminto, ia juga tak begitu risau lantaran risiko default ini sangat kecil. Menurut dia, kebuntuan yang terjadi di pemerintahan AS soal plafon utang pada akhirnya akan menemui keputusan akhir seperti periode-periode sebelumnya. Perdebatan soal plafon utang juga sempat terjadi pada 2021. Namun, Kongres AS pada akhirnya tetap setuju untuk menaikkan batas utang sekalipun memang sempat ada 'drama' di Kongres AS.