BI Buka-bukaan Kesiapan Redenominasi Rupiah Ubah Rp 1.000 jadi Rp 1
Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat atau LPEM FEB Universitas Indonesia, Teuku Rifky, sebelumnya mengatakan rencana itu akan sulit dilakukan dalam waktu dekat karena menjelang tahun politik Pemilu 2024.
"Biasanya regulator akan memprioritaskan kebijakan yang populis dalam situasi tahun politik," ujarnya di Jakarta, Jumat (16/6).
Dia mengatakan, saat ini belum ada urgensi untuk mengeksekusi rencana redenominasi tersebut. Pasalnya rupiah secara umum dalam kondisi yang masih baik-baik saja.
Sebaliknya, dia menilai redenominasi justru akan memakan biaya yang cukup besar. Redenominasi memang akan menyederhanakan pencatatan akuntansi. Namun demikian, akan ada 'biaya' yang timbul karena aktivitas seperti perdagangan internasional perlu menyesuaikan dengan denominasi yang baru.
"Saya rasa memang tidak ada keuntungan yang signifikan kalau redenominasi ini, sementara kebutuhan atau cost untuk eksekusi itu justru cukup besar karena perlu persiapan panjang padahal belum ada urgensi yang betul-betul mendesak," kata Riefky.