Mandatory Spending Kesehatan Dihapus, Bagaimana Realisasi Anggarannya?
Realisasi anggaran terbesar tercatat pada tahun lalu mencapai Rp 255 triliun atau 9,4% dari belanja negara. Sementara realisasi anggaran pada 2020 mencapai Rp 169,72 triliun atau 6,2% dari belanja negara dan pada 2021 mencapai Rp 172,2 triliun atau 6,6% dari belanja.
Berikut data realisasi anggaran kesehatan dalam 10 tahun terakhir:
Tahun | Realisasi Anggaran | Rasio Terhadap Belanja | ||
2013 | 46.308,40 | 2,8 | ||
2014 | 59.585,00 | 3,4 | ||
2015 | 69.331,60 | 3,9 | ||
2016 | 92.758,60 | 5 | ||
2017 | 92.166,00 | 4,6 | ||
2018 | 109.037,20 | 4,9 | ||
2019 | 113.619,60 | 4,9 | ||
2020 | 172.254,70 | 6,6 | ||
2021 | 169.723,70 | 6,2 | ||
2022 | 255.393,30 | 9,4 | ||
Pemerintah sebelumnya wajib mengalokasikan anggaran untuk sektor kesehatan mencapai 5% dari total APBN berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Kewajiban alokasi anggaran kesehatan sebesar 5% dari APBN tak menghitung gaji untuk petugas kesehatan. Anggaran tersebut hanya digunakan untuk pengadaan vaksin, obat, alat kesehatan, hingga riset.
Adapun alokasi anggaran kesehatan pada tahun ini turun menjadi Rp 178,7 triliun atau 5,8% terhadap belanja negara.