Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diprediksi Melambat karena Ekspor Lesu
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan juga melambat tetapi masih di 5%. Konsumsi masyarakat akan menjadi kunci pertumbuhan di tengah adanya momentum lebaran.
Investasi diperkirakan tumbuh 4,4%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Namun investasi bangunan dan non bangunan diperkirakan tumbuh terbatas sejalan dengan penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia.
Belanja pemerintah tumbuh lebih tinggi dari kuartal sebelumnya ditopang peningkatan belanja pegawai dan belanja modal. Sebaliknya, net ekspor akan melambat karena penurunan volume dan harga komoditas ekspor.
Berbeda dari ketiganya, ekonom senior Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan sedikit lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yakni di 5,04%. Hal ini didukung konsumsi masyarakat meningkat signifikan setelah berakhirnya Pandemi Covid-19, inflasi menurun, dan momentum lebaran.
Belanja pemerintah menurutnya kini berorientasi pada dukungan pertumbuhan ekonomi setelah program belanja khusus Covid-19 berakhir. Namun memang ia melihat investasi cenderung tertahan terutama di investasi bangunan.
"Kinerja net ekspor diperkirakan akan terpengaruh oleh penurunan aktivitas perdagangan dunia sejalan dengan risiko perlambatan ekonomi global," kata Faisal.
Sementara itu, Intenational Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia tetap stabil hingga 2024.