Rupiah Menguat Tipis Jelang Rilis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2023

Abdul Azis Said
7 Agustus 2023, 09:42
Petugas bank menghitung uang pecahan rupiah di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (22/11/2022). Bank Indonesia akan mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih menguat ke level Rp15.070 per dolar AS pada tahun 2023, sehingga implikasi pertumbuhan ekono
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Petugas bank menghitung uang pecahan rupiah di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (22/11/2022). Bank Indonesia akan mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih menguat ke level Rp15.070 per dolar AS pada tahun 2023, sehingga implikasi pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih rendah yakni 4,37 persen (yoy) dibanding prognosa BI pada tahun 2022 yang sebesar 5,12 persen.

Rupiah menguat tipis 0,04% ke level 15.164 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rilis data tenaga kerja AS akhir pekan lalu dan penantian pasar terhadap data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal kedua akan menjadi penggerak rupiah pada perdagangan hari ini.

 Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi pagi ini. Pelemahan dialami yen Jepang 0,13%, yuan Cina 0,25% dan dolar Singapura 0,01%. Sebaliknya, penguatan dialami won Korea Selatan 0,73% , peso Filipina 0,14%, ringgit Malaysia 0,07%, dolar Hong Kong dan Taiwan 0,03% serta baht Thailand 0,02%.

 Analis pasar uang, Lukman Leong, memperkirakan kurs garuda akan menguat hari ini usai data penambahan tenaga kerja AS yang dirilis akhir pekan lalu lebih rendah dari perkiraan pasar. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang 15.075-15.200 per dolar AS.

Jumlah tenaga kerja non pertanian AS bertambah 187 ribu pada bulan Juli, di bawah ekspektasi Dow Jones sebesar 200 ribu. Meski penyerapan tenaga kerja lebih rendah, namun angka pengangguran justru turun ke 3,5% dan upah tenaga kerja naik lebih tinggi dari perkiraan pasar.

"Namun penguatan akan terbatas mengingat investor wait and see menjelang data pertumbuhan ekonomi dan cadangan devisa Indonesia," kata Lukman dalam catatannya pagi ini, Senin (7/8).

Pasar memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua akan lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Mengutip Investing.com, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh 4,93% secara tahunan, lebih rendah dari 5,03% pada kuartal sebelumnya.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra melihat rilis data tenaga kerja AS akhir pekan lalu bisa memicu bank sentral The Fed mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi. Alasannya karena upah rata-rata pekerja masih naik dan tingkat pengangguran yang lebih rendah dari bulan sebelumnya. Ariston menyebut kondisi itu bisa mendorong kenaikan inflasi di AS.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...