Pemerintah Berencana Tambah Utang Baru Rp 648 T pada Tahun Depan
Kementerian Keuangan menyebut strategi pembiayaan utang tahun depan akan menekankan fleksibilitas. Hal ini untuk menjaga risiko pengelolaan utang dan mendorong efisiensi bunga.
Penerbitan surat utang tahun depan akan memprioritaskan dalam mata uang rupiah. Pemilihan instrumen dan tenor penerbitan akan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain kebijakan pengelolaan utang, biaya penerbitan SBN, risiko pasar keuangan domestik dan global, preferensi investor, dan kapasitas daya serap pasar.
Sementara, strategi penarikan pinjaman dalam negeri tahun depan akan difokuskan untuk pemberdayaan industri dalam negeri, pengadaan alutsista dan almatsus pada Kementerian Pertahanan dan Polri dalam rangka menjaga kedaulatan negara dan stabilitas keamanan nasional.
Penarikan pinjaman luar negeri pada tahun depan dilakukan melalui pinjaman tunai untuk program senilai Rp 30 triliun dan pinjaman kegiatan Rp 37,7 triliun. Pinjaman tunai untuk program akan disesuaikan dengan kondisi pasar SBN, kapasitas mitra pembangunan multilateral dan bilateral serta kesiapan pemenuhan policy matrix. Sementara pinjaman kegiatan mengutamakan dari bilateral seperti Jepang, Cina, Jerman, Korea Selatan serta dari multilateral seperti Bank Dunia, IsDB, ADB dan AIIB, dan juga pinjaman yang bersumber dari kreditur swasta asing.