Diumumkan Hari Ini, Surplus Neraca Dagang Oktober Diramal Turun
Kepala Ekonom Bank Permata Joshua Pardede memproyeksikan surplus neraca dagang Oktober sekitar US$ 3,58 miliar, atau sedikit meningkat dibandingkan bulan lalu US$ 3,42 miliar.
Kinerja ekspor dan impor diperkirakan terus terkontraksi dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas. Risiko inflasi global yang terus berlanjut telah menyebabkan perlambatan ekonomi global, yang berkontribusi pada penurunan aktivitas perdagangan global.
“Hampir semua komoditas, terutama batu bara dan minyak, mengalami penurunan harga. Harga energi global melemah karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi AS dan Cina melebihi dampak konflik geopolitik di Timur Tegah,” ujar Joshua.
Kinerja ekspor Indonesia selama Oktober diperkirakan negatif 16,48% yoy atau minus 0,51% secara bulanan alias month to month (mtm).
Hal itu karena PMK Manufaktur di Cina, negara tujuan utama ekspor yang mengindikasikan kontraksi dengan indeks 49,5. Sementara itu, PMI Manufaktur AS tetap stabil di level 50.
Lalu kinerja impor diperkirakan turun 10,77% yoy dan 1,54% mtm.
PMI Manufaktur Indonesia turun menjadi 51,5, yang mengindikasikan ekspansi aktivitas pabrik selama 26 bulan berturut-turut, namun pertumbuhannya melambat sejak Februari. Ini mencerminkan pertumbuhan pesanan baru yang lebih lemah dan penurunan penjualan.
“Sejalan dengan pelemahan kinerja ekspor yang dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas akibat melemahnya permintaan global, diperkirakan diimbangi oleh kinerja impor yang relatif lebih kuat,” kata Joshua.