Utang Luar Negeri Pemerintah per Oktober 2023 Menurun
Pertumbuhan tersebut bersumber dari lembaga keuangan yang mengalami kontraksi sebesar 2,4% (yoy) dan non lembaga keuangan sebesar 2,5% (yoy). Utang luar negeri swasta masih didominasi tenor jangka panjang dengan jumlah mencapai 74,6% dari total utang luar negeri swasta.
Berdasarkan sektornya, utang luar negeri swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian, dengan jumlah mencapai 78,6% dari total utang luar negeri swasta.
Tetap Terkendali
Adapun posisi utang luar negeri Indonesia secara umum pada Oktober tercatat sebesar US$ 392,2 miliar, turun dari September yang mencatatkan angka US$ 394,4 miliar.
Erwin mengungkapkan penurunan ini disumbang oleh utang luar negeri sektor publik. "Dengan perkembangan tersebut, utang luar negeri Indonesia secara tahunan tumbuh 0,6% yoy," kata dia.
Penurunan ini dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain. Ini terjadi seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat.
Erwin menjelaskan, mencermati data-data tersebut, utang luar negeri Indonesia pada Oktober 2023 tetap terkendali. "Tercermin dari rasio utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun dari 28,9% menjadi 28,7% dan didominasi utang jangka panjang dengan pangsa 86,8% dari total utang luar negeri," kata dia.