DBS Prediksi Pasokan Obligasi RI akan Lebih Rendah di 2024

Ferrika Lukmana Sari
12 Februari 2024, 12:19
DBS
Dok DBS
Bank DBS
Button AI Summarize

Indonesia akan menghadapi risiko pasokan obligasi yang lebih rendah pada 2024 sebagaimana terungkap dalam riset tim makro ekonomi DBS. Kondisi ini tercermin dari empat faktor pendorong.

Pertama, realisasi anggaran akan lebih rendah sehingga menurunkan pembiayaan tunai, yang memungkinkan pemerintah untuk mengurangi pinjaman, seperti yang terjadi dalam dua tahun terakhir.

"Dengan demikian, total pembiayaan fiskal turun 40% secara tahunan pada 2023 menjadi Rp 360 triliun dibandingkan dengan tahun 2022," tulis riset DBS dikutip Senin (12/2).

Kedua, alokasi pembiayaan tunai (SAL) dipatok sebesar Rp 51 triliun untuk tahun 2024, meskipun DBS Macroeconomic Research Team menduga kas temporer (cash buffer) tambahan, yang kemungkinan akan naik dua kali lipat pada akhir tahun.

Ketiga, pembiayaan bruto dipatok di angka Rp 1.266 triliun dan neto Rp 666 triliun, yang keduanya kemungkinan akan lebih rendah berdasarkan revisi perkiraan defisit DBS Macroeconomic Research Team, yaitu -1,8% dari PDB tahun ini. Apalagi, risiko kesenjangan lebih sempit dibandingkan anggaran -2,3%.

Keempat, pasar juga memperkirakan pembiayaan nonutang dan program pinjaman lebih tinggi. Hal ini diperkirakan akan membantu mengurangi total penerbitan obligasi.

"Kami memandang rencana pemerintah untuk menghimpun dana Rp 240 triliun pada triwulan I 2024 (Rp 36 triliun per minggu), lebih tinggi dari triwulan IV 2023, sebagai langkah untuk melakukan pinjaman dini," tulis DBS.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...