Tak Hanya Rupiah, Bath Thailand hingga Ringgit Malaysia Dibuka Melemah

 Zahwa Madjid
20 Februari 2024, 10:02
Rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Jakarta, Rabu (31/1/2024). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat di semester II 2024, hal tersebut didasari dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu terbaik di dunia pada 2023 yakni, masih berada di kisaran 5 persen.

“Dolar AS bergerak menguat belakangan ini karena isu ini,” ujar Ariston.

Dari dalam negeri, Ariston menilai, naiknya harga komoditas pangan mungkin bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah karena mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Di sisi lain, berita Bank Sentral Cina memangkas suku bunga pinjaman lima tahun menjadi 3,95%. Hal ini bisa memberikan sentimen positif untuk nilai tukar yang terkait perdagangan dengan Cina.

Di antaranya dolar Australia, dolar Selandia Baru, dolar Kanada, dan nilai tukar emerging markets. Ariston menyebut, rupiah pun berpeluang mendapatkan sentimen positif.

“Pemangkasan ini diharapkan membantu pemulihan ekonomi Cina yang sedang melambat,” ujarnya

Meski demikian, Ariston memperkirakan pelemahan rupiah ke arah Rp 15.650 - Rp 15.680 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp 15.580 per dolar AS pada hari ini.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...