Target Rasio Pajak 16% Prabowo Dinilai Terlalu Ambisius, Tak Realistis

 Zahwa Madjid
6 Maret 2024, 17:33
rasio pajak, prabowo, pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto memberikan pidato politik saat mengikuti kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (10/2/2024).

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf R Manilet mengatakan tanpa adanya strategi, untuk mencapai target rasio pajak dan pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Prabowo akan relatif berat.

Ia berpendapat dalam 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo target tersebut relatif tidak tercapai. Secara rata-rata angka pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir hanya berada di kisaran 5%.

“Artinya, pemerintah perlu usaha ekstra untuk mencapai target tersebut dan sayangnya memang di dokumen visi misi paslon Prabowo dan Gibran tidak terelaborasi secara lengkap apa yang kemudian harus dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut,” ujar Yusuf.

Pemerintah Butuh Strategi Baru

Nailul mengatakan apabila ingin mencapai rasio pajak 16%, pemerintah dapat memperkuat perpajakan di sektor pertambangan. Kontribusi sektor ini terhadap perpajakan masih relatif rendah. “Padahal porsi PDB-nya cukup tinggi,” ucapnya.

Kedua, Nailul menilai pemerintah perlu optimalisasi penarikan pajak untuk orang pribadi hingga ke level 5% hingga 10% terhadap penerimaan pajak nasional. “Saat ini hanya 0,7% dari perpajakan nasional. Perlu didorong kembali untuk menaikkan rasio pajak,” ujarnya.

Yusuf berpendapat berbeda. Sektor manufaktur, menurut dia, justru menjadi mesin pendorong perekonomian. Sebab, industri atau lapangan usaha ini punya kemampuan dalam meningkatkan kesejahteraan pekerjaannya terutama dalam jangka panjang.

“Sehingga harapannya ini bisa menjadi sumber potensial bagi penerimaan negara dan sektor industri itu sendiri merupakan sektor yang punya keterkaitan dengan beberapa sektor lain. Ini yang kemudian bisa menjadi efek pengganda terhadap penerimaan pajak nantinya,” ujar Yusuf.

Untuk tahun 2025, dengan melihat kondisi saat ini, ia mengatakan pertumbuhan ekonomi tetap di kisaran 5% sudah cukup baik. Pasalnya,  banyak ketidakpastian global yang terjadi dan Indonesia sedang meunju dalam masa transisi pemerintahan.

“Untuk rasio pajak, saya kira dalam jangka waktu dekat belum akan terlalu banyak bergerak di angka atau kisaran 10,5% hingga 11% terhadap PDB,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...