AS Beri Hibah Rp 31,2 Miliar untuk Pembangunan IKN, Ini Rinciannya
Menanggapi hal tersebut, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono menyebut IKN bukan sekedar ibu kota yang hijau, namun juga cerdas, tangguh, inklusif serta berkelanjutan. Sehingga membutuhkan dukungan baik dalam bentuk investasi, pengetahuan, dan jaringan.
Bambang mengungkapkan bahwa investasi IKN hanya didanai APBN sebesar 20%. Sementara sisanya berasal dari pendanaan pihak swasta. Dengan demikian, pembangunan IKN juga membutuhkan banyak pengetahuan termasuk dari AS yang terdepan baik dalam sisi teknologi maupun jaringan.
“Bukan hanya jaringan akademisi dalam membantu dari sisi pengetahuan tapi juga jaringan, pemasok atau supplier dan kami juga paham AS merupakan salah satu juara dalam hal ini. Itulah kenapa kami bekerja sama dengan USTDA,” ujar Bambang.
Bambang merinci, kerja sama dengan USTDA lebih kepada pengembangan teknologi. Ia mencontohkan salah satunya pembangunan teknologi di pusat komando dalam mengendalikan kota Nusantara, baik dari segi dampak iklim, sirkulasi transportasi, dan sebagainya.
“Ini pertama kali untuk investasi, jadi ada beberapa investor yang mencoba untuk penjajakan dengan kita. Kedua tentang adanya pengembangan kapasitas pengetahuan untuk hal-hal yang sifatnya teknologi terbaru,” kata dia.