Kemenkeu Pantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global Terhadap Ekspor RI

Ferrika Lukmana Sari
16 Maret 2024, 15:17
ekspor
ANTARA FOTO/Andry Denisah/Spt.
Foto udara aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Kendari New Port, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (20/2/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatat jumlah eskpor sepanjang 2023 mencapai 2.329 ton atau naik 4,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya hanya mencapai 2.224 ton.

"Peningkatan impor juga dipengaruhi oleh kenaikan impor komoditas utama seperti bahan baku plastik, mesin/peralatan mekanis, dan mesin/perlengkapan elektrik," kata Febrio.

Dari sisi penggunaan, peningkatan impor terutama berasal dari impor barang konsumsi sebesar 36,49% yoy, barang modal sebesar 18,52% yoy, dan impor bahan baku atau penolong sebesar 12,82% yoy.

Febrio mengatakan, tren peningkatan impor Indonesia pada awal tahun 2024 menjadi sinyal membaiknya aktivitas ekonomi domestik. Secara kumulatif, total impor Indonesia pada periode Januari – Februari 2024 mencapai US$ 39,93 miliar.

"Impor nonmigas masih didominasi oleh Cina, Jepang, dan Thailand dengan share masing-masing sebesar 38,29%, 7,54% dan 6,44%," kata Febrio.

Sementara neraca perdagangan pada bulan Februari melanjutkan surplus sebesar US$ 0,87 miliar. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari – Februari 2024 mencapai US$ 2,87 miliar.

Menurut Febrio, berlanjutnya surplus neraca perdagangan mencerminkan posisi eksternal Indonesia yang masih cukup resilien di tengah gejolak ekonomi global yang masih tinggi. "Kendati demikian, pemerintah akan terus mengantisipasi risiko global yang ada untuk memitigasi dampaknya pada ekonomi nasional," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...