Momentum Data Inflasi AS, Rupiah Perkasa di Tengah Melemahnya Mata Uang Asia

Rahayu Subekti
15 Agustus 2024, 09:52
kurs rupiah, rupiah menguat
Fauza Syahputra|Katadata
Ilustrasi. Kurs rupiah dibuka menguat pagi ini.
Button AI Summarize

Nilai tukar rupiah menguat 0,19% ke level 15.645 pada perdagangan Kamis (15/8). Analis optimistis rupiah akan bergerak menguat sepanjang hari ini seiring data inflasi AS yang menunjukkan penurunan sehingga memperbesar peluang penurunan suku bunga The Federal Reserve. 

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 52 poin di level 15.618 per dolar AS. Rupiah bergerak melemah dari posisi pembukaan ke 15.645 per dolar AS hingga pukul 09.40 WIB meski masih menguat dibandingkan penutupan kemarin.

Rupiah menguat di tengah pelemahan sejumlah mata uang Asia. Yuan Cina melemah 0,21%, ringgit Malaysia 0,36%, baht Thailand 0,18%, yen Jepang 0,11%, dan dolar Singapura 0,1%. Sementara rupee India seperti halnya rupiah menguat 0,03%.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra melihat rupiah berpeluang menguat hari ini melanjutkan penguatan sejak awal pekan ini. "Rupiah mendapatkan momentum dari data inflasi AS yang melambat yang memperbesar peluang pemangkasan suku bunga acuan AS,” kata Pengamat pasar uang Ariston Tjendra  kepada Katadata.co.id, Kamis (15/8). 

Inflasi AS naik moderat pada Juli 2024  berada di bawah 3% untuk pertama kalinya dalam hampir 3,5 tahun atau mencapai 2,9%

Ariston menjelaskan, sentimen aset berisiko pagi ini juga terlihat masih bagus terlihat dari indeks Asia yang menguat. Di sisi lain, pelaku pasar juga mewaspadai data ekonomi AS penting yang akan dirilis malam ini, seperti data penjualan ritel, data klaim tunjangan pengangguran, dan data indeks manufaktur yang juga bisa memengaruhi kondisi inflasi di AS. 

“Peluang penguatan rupiah ke arah Rp 15.600 hingga Rp 15.620 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.700 per dolar AS,” ujar Ariston. 

Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan penguatan rupiah masih akan terjadi hari ini. “Rupiah diharapkan melanjutkan apresiasi ke level Rp 15.545 hingga Rp 15.745 per dolar AS,” kata Fikri. 

Fikri mengatakan rilis inflasi CPI Amerika Serikat dan UK yang lebih rendah dari perkiraan mendorong penurunan suku bunga lebih lanjut dari kedua bank sentral utama di negara tersebut. Selain itu, stance dovish yang ditunjukkan oleh penurunan suku bunga acuan di New Zealand dan Namibia juga akan mempengaruhi penguatan rupiah hari ini. 

Dari sisi domestik, Fikri mengatakan data trade balance Indonesia juga akan mempengaruhi penguatan rupiah. “Kami harapkan neraca perdagangan dapat menunjukkan trade surplus di sekitar 3 miliar dolar AS,” ujar Fikri. 

Analis komoditas dan pasar uang Lukman Leong juga memproyeksikan rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang melemah. Khususnya setelah data inflasi AS yang sedikit lebih rendah dari perkiraan. 

“Investor menantikan data perdagangan Indonesia siang ini, kisarannya berada pada level Rp 15.550 hingga Rp 15.700 per dolar AS,” kata Lukman. 

Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...