Pos Indonesia Bantah Bangkrut, Targetkan Laba Tumbuh 39% Tahun Ini
PT Pos Indonesia (Persero) membantah perusahaanya berada di ujung tanduk. Hal ini dipastikan langsung oleh Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi Setijono ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (24/7). "Apakah kami mau bangkrut? Tidak," katanya.
Dia mengatakan beberapa alasan perusahaan pos pelat merah tersebut tidak akan bangkrut seperti isu yang beredar. "Apakah kami me-lay off karyawan? Apa telat bayar gaji? Apa kami menunda pembayaran-pembayaran kewajiban kepada pihak ketiga? Semua lancar," ucapnya.
Dia pun menambahkan, Pos Indonesia bahkan mendapatkan rating A- dari lembaga pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Sehingga, dia memastikan semua utang-utang yang dimiliki perusahaan lancar. "Masa sih mau bangkrut," katanya.
Selain itu, berdasarkan laporan tahunan Pos Indonesia 2018, perseroan mampu meraih laba sebesar Rp 127,4 miliar sepanjang 2018. Meski begitu, laba mereka tahun lalu memang tercatat terjun bebas 64,1% dari laba periode 2017 yang mencapai sekitar Rp 355 miliar.
(Baca: Kementerian BUMN Bantah Isu Pos Indonesia Bangkrut
Kinerja Pos Indonesia 2018
Pada tahun lalu, Pos Indonesia mampu mengantongi pendapatan bersih senilai Rp 4,87 trililun atau tumbuh 12,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp 4,32 triliun. Namun, beban pokok layanan perusahaan juga ikut tumbuh sehingga menggerus laba kotor.
Tercatat, beban pokok layanan perusahaan tahun lalu mencapai Rp 3,96 triliun, naik 16,84% dibandingkan periode yang sama 2017 sebesar Rp 3,39 triliun. Dengan naiknya beban pokok layanan tersebut, laba kotor Pos Indonesia tahun lalu menjadi Rp 908,1 miliar, turun 2,60% dari 2017 yang sebesar Rp 932,3 miliar.
Beban pokok layanan sendiri terdiri dari beberapa komponen. Beban tertinggi yaitu beban dari komponen Paketpos yang mencapai Rp 1,58 triliun, naik 15,5% dari 2017 yang sebesar Rp 1,37 triliun. Meski begitu, pendapatan bersih dari komponen Paketpos mencapai Rp 1,74 triliun, naik hingga 30,76% dari 2017 sebesar Rp 1,33 triliun.
Beban selanjutnya yang mesti ditopang oleh Pos Indonesia berasal dari komponen Suratpos yang sebesar Rp 1,50 triliun, naik 10,49% dibandingkan 2017 sebesar Rp 1,36 triliun. Padahal pendapatan bersih dari bisnis Suratpos ini hanya Rp 1,25 triliun, turun 3,23% dibandingkan 2017 yang sebesar Rp 1,29 triliun.
(Baca: PT Pos Indonesia Bantah Bangkrut dan Bayar Gaji Gunakan Utang)
Meski begitu, Pos Indonesia mendapatkan bantuan operasional atas penyelenggaraan layanan Pos Universal (LPU) dari pemerintah karena perusahaan pelat merah ini menanggung beban dari bisnis Suratpos tersebut.