Tekan Impor BBM, Erick Thohir Dorong Produksi Biodiesel dan Bioetanol

Muhamad Fajar Riyandanu
25 Agustus 2022, 11:32
biodiesel, bioetanol, erick thohir, bbm, impor bbm
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) Pertalite di SPBU George Obos, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (5/7/2022).

Kementerian BUMN mendorong penekanan konsumsi BBM melalui program produksi BBM jenis baru berupa bahan bakar nabati (BBN) Biodiesel B40 dan Bioetanol. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan langkah ini sebagai upaya untuk subtitusi sekaligus menekan pengeluaran negara untuk impor BBM.

Kementerian BUMN mendorong PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk meningkatkan produksi etanol dari sejumlah bahan baku seperti singkong, jagung, ubi jalar, tebu dan fermentasi gula.

"Sebagian untuk gula, tetapi juga untuk etanol. Sekarng banyak negara seperti Brazil, ataupun India sudah mendorong etanol sebagai subsitusi untuk BBM. Karena etanol itu RON-nya sampai 130-an," kata Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI pada Rabu (24/8).

Pada kesempatan tersebut, Erick mengatakan sejumlah negara Asia seperti Thailand dan India sudah selangkah lebih maju dalam pemanfaatan etanol menjadi bahan campuran BBM. Negeri Gajah Putih Thailand sudah memproduksi Bioetanol 12%, sementara India 10%.

Selain untuk mengurangi besaran impor BBM dari luar negeri, bahan bakar minyak nabati bioetanol bisa menjadi sumber devisa negara jika diimpor ke pasar internasional.

"Kalau kita bisa mengonsolidasikan ini, kita bisa kirim ke luar negeri. Dan saat kita impor BBM dengan kualitas yang kurang bagus, tapi kita campur dengan etanol, itu jadi BBM yang bisa dipergunakan untuk apapun," jelas Erick.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor minyak mentah mencapai US$ 4,74 miliar atau Rp 70,15 triliun dengan kurs Rp 14.800 pada paruh pertama tahun ini atau 24,33% dari total impor migas. Nilai ini naik 28,68% dibanding paruh pertama tahun sebelumnya yang hanya US$ 3,68 miliar.

Walau begitu, Erick menjelaskan, kendati pemerintah telah mewujudkan konsolidasi kebijakan penekanan komsumsi BBM melalui kendaraan listrik dan bahan bakar minyak nabati, pemerintah dirasa belum mampu untuk menutup kran impor BBM.

"Karena ada kenaikan dari harga petrokimia. Karena dia menjadi pertumbuhanan kebutuhan BBM dan bahan baku dari petrokimia itu salah satunya dari minyak mentah yang diturunkan menjadi plastik, baju dan lain-lain," ujarnya. "Saat ini kita masih berpersepsi penggunaan BBM hanya untuk kendaraan-kendaraan yang kita pakai,"

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...