Disparitas Harga Solar Subsidi Melebar, Konsumen Berpotensi Migrasi

Muhamad Fajar Riyandanu
1 November 2022, 18:16
harga solar, solar, solar subsidi, bbm subsidi, migrasi konsumen
Arief Kamaludin|KATADATA
Petugas pengisian bahan bakar melayani pembeli di sebuah SPBU di Jakarta.

Sejumlah pakar energi menilai disparitas harga BBM antara solar bersubsidi dan solar non-subsidi, seperti Dexlite dan Pertamina Dex, berpotensi mendorong migrasi konsumen, terutama pada kendaraan sektor industri.

Setelah Pertamina melakukan penyesuaian harga pada sejumlah produk BBM per 1 November 2022, harga Dexlite di wilayah Jawa-Bali naik menjadi Rp 18.000 per liter dari sebelumnya Rp 17.100 per liter. Sedangkan Pertamina Dex juga naik menjadi Rp 18.550 per liter dari sebelumnya Rp 17.400 per liter.

Sementara harga Solar subsidi tetap berada di Rp 6.800 per liter. Dengan demikian selisih antara harga jual Solar dan Dexlite mencapai Rp 11.200 per liter dan Rp 11.750 per liter untuk Pertamina Dex.

Pakar Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, mengatakan bahwa disparitas harga yang tinggi berpotensi menciptakan perpindahan konsumen dari pengguna solar non subsidi ke solar subsidi.

“Saya kira migrasi akan lebih banyak dari sektor industri karena aspek biaya angkut menjadi variabel dalam penetapan harga pokok produksi, sehingga ditekan semaksimal mungkin dengan cara mengalihkan pembelian pada solar subsidi,“ kata Fahmi kepada Katadata.co.id, Selasa (1/11).

Meski demikian, Fahmy juga melihat potensi perpindahan konsumen kendaraan pribadi walau dalam jumlah yang relatif minim. Walau begitu, Fahmy mengatakan pemerintah tidak bisa menyalahkan konsumen yang memilih migrasi ke BBM subsidi yang harga jualnya lebih murah karena regulasi seleksi konsumen belum diatur.

“Kalau mobil pribadi tidak banyak, kalaupun ada, mereka akan berhitung untuk migrasi dari Dex karena pengaruh ke mesin,“ ujar Fahmy.

Adapun BBM Dexlite memliki nilai kualitas bensin atau cetane di angka 51 serta mengandung sulfur paling maksimal 1200 ppm. Jenis bensin ini sangat disarankan untuk kendaraan bermesin diesel.

Sementara Pertamina Dex memiliki angka cetane 53 dan mengandung sulfur kurang dari 300 ppm serta sudah memenuhi standar Euro 3. BBM ini direkomendasikan untuk kendaraan bermesin diesel modern untuk kendaraan umum maupun pribadi.

Pembatasan Konsumsi Solar Belum Berjalan

Pemerintah sejatinya telah menetapkan aturan untuk mengatasi persoalan migrasi konsumen BBM Solar melalui Surat Keputusan (SK) Kepala BPH Migas Nomor 04/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2020.

Dalam SK tersebut, kendaraan pribadi roda empat dibatasi pembelian maksimal 60 liter per hari. Selanjutnya, angkutan umum orang atau barang roda empat dibatasi 80 liter per hari dan angkutan umum orang atau barang roda enam maksimal 200 liter per hari.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...