Singapura Berencana Impor Listrik Rendah Karbon 4 GW pada 2035

Happy Fajrian
25 Oktober 2021, 11:21
singapura, impor listrik,
ANTARA
Singapura berencana impor 4 GW listrik pada 2035 untuk memenuhi 30% kebutuhan listriknya.

Singapura berencana mengimpor hingga 4 gigawatt (GW) listrik rendah karbon pada 2035. Impor tersebut bertujuan untuk memenuhi 30% total kebutuhan listrik Singapura pada tahun itu. Singapura tengah mendekarbonisasi sektor listrik dan mendiversifikasi sumber pasokan energinya untuk meningkatkan keamanan energi.

Dalam rilis media pada hari Senin (25/10), Otoritas Pasar Energi (Energy Market Authority/EMA) Singapura mengumumkan bahwa mereka akan mengimpor 4 GW listrik rendah karbon tersebut melalui dua kali transaksi.

“"Permintaan ini akan menguraikan persyaratan, termasuk bagaimana impor listrik harus dari sumber rendah karbon Proposal untuk listrik yang diimpor dari sumber pembangkit berbahan bakar batu bara tidak akan diterima," tulis pernyataan EMA seperti dikutip dari Channel News Asia.

Proposal impor pertama, akan diajukan bulan depan, untuk mengimpor hingga 1,2 GW listrik mulai 2027. Yang kedua diharapkan pada kuartal kedua tahun 2022, untuk mengimpor sisa listrik yang ditargetkan pada 2035.

"Impor listrik akan memungkinkan Singapura untuk melanjutkan upayanya dalam mengembangkan jaringan listrik regional dan mendukung dekarbonisasi regional, sambil mendukung aksi iklim dan diversifikasi sumber energi," kata EMA.

Selain impor listrik rendah karbon, pasokan listrik yang tersisa akan terus datang dari berbagai sumber, mulai dari pembangkit listrik berbahan bakar gas hingga surya (PLTS) dan sumber limbah menjadi energi.

Berbicara pada pembukaan Singapore International Energy Week, Menteri Perdagangan dan Industri Gan Kim Yong mengatakan mengimpor energi rendah karbon akan menjadi kunci penggerak transisi energi Singapura dalam jangka pendek hingga menengah.

Menurut dia, untuk mengurangi jejak karbonnya, Singapura tidak bisa hanya mengandalkan efisiensi energi dan mendorong penggunaan PLTS. Sedangkan penggunaan pembangkit listrik gas alam hanya dapat mengurangi emisi karbon sekitar 10%.

"Efisiensi energi dan pembangkit listrik gas alam paling banter kami dapat mengurangi emisi karbon sekitar 10%. Bahkan jika kami memaksimalkan semua ruang yang tersedia di Singapura untuk (PLTS), dan meningkatkan efisiensi, kami masih tidak akan dapat menghasilkan daya yang cukup," katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...