BI Ramal Inflasi Mei 3,5% Akibat Harga Bawang Merah dan Tiket Pesawat
Bank Indonesia memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei akan kembali mengalami inflasi tinggi mencapai 3,5% secara tahunan dan 0,35% secara bulanan. Inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga bahan pangan, terutama bawang merah dan angkutan udara.
"Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu keempat Mei 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu keempat Mei 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,35% month-to-month (mtm)," kaat Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resminya, jumat (27/5).
Erwin menyebut penyumbang utama inflasi pada Mei 2022 sampai dengan pekan terakhir ini antara lain bawang merah yang mengalami inflasi sebesar 0,07% secara mtm dan tarif angkutan udara 0,06%.
Komoditas lainnya yang juga mencatat kenaikan antara lain telur ayam ras sebesar 0,05%, daging ayam ras sebesar 0,02%, daging sapi, cabai merah, udang basah, kacang panjang, jeruk, sawi hijau, tempe, tahu mentah, bahan bakar rumah tangga, angkutan antar kota, nasi dengan lauk, dan air minum kemasan, masing-masing sebesar 0,01%.
Sebaliknya, Erwin menyebut terdapat beberapa komoditas yang menyumbang deflasi diantaranya minyak goreng 0,02% dan emas perhiasan sebesar 0,01%.
Berdasarkan pemantauan harga di Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), terdapat sejumlah komoditas yang mencatat kenaikan harga dalam sebulan terakhir. Kenaikan tertinggi pada harga bawang merah 17,4% menjadi Rp 41.900 per Kg pada hari ini.
Harga berbagai jenis cabai naik, terutama cabai rawit merah sebesar 16% menjadi Rp 55.900 per Kg. Harga cabai merah keriting naik 9% menjadi Rp 46.800 per Kg dan cabai merah besar yang naik 6,4% menjadi Rp 48.600 per Kg. Harga telur ayam ras juga naik 3,3% menjadi Rp 28.300 per Kg.
Sebaliknya, komoditas pangan yang mencatat penurunan terutama minyak goreng curah 4% menjadi Rp 16.600 per liter. Harga minyak goreng kemasan sedarhana maupun kemasan premium turun masing-masing 3,4% dan 2,3% menjadi Rp 23.100 dan Rp 25.800 per liter.
Jika ramalan BI soal inflasi bulan ini tidak meleset, maka realisais inflasi bulanan akan menyusut dari bulan April yang mencapai 0,95%. Namun, inflasi tahunan akan lebih tinggi dari bulan lalu di 3,47%.
Bank Indonesia sebelumnya juga memperkirakan inflasi akan menanjak tahun ini dan sedikit melampaui target pemerintah dan bank sentral. Meski demikian, inflasi akan berangsur turun dan kembali di rentang target 2%-4% pada tahun depan.
"Secara keseluruhan kami meyakini inflasi tahun ini masih terkendali, hanya sedikit di atas 4% dan akan kembali ke dalam sasaran 3% plus minus 1% tahun depan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers secara daring, Selasa (24/5).