Peran Penting Kegiatan Usaha Hulu Migas dalam Stabilitas Rupiah

Komaidi Notonegoro
Oleh Komaidi Notonegoro
27 Oktober 2023, 09:37
Komaidi Notonegoro
Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute dan Pengajar Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti

Perubahan yang terjadi pada neraca migas, terutama neraca minyak bumi telah berdampak terhadap peningkatan kebutuhan devisa impor migas yang signifikan. Nilai impor migas pada 1975 dan 1976 masing-masing US$ 4,76 miliar dan 5,67 miliar. Sementara pada 2022 nilai impor migas meningkat menjadi US$ 40,41 miliar. Peningkatan impor yang signifikan tersebut memberikan dampak terhadap defisit pada neraca perdagangan migas.

Pada 2022 neraca perdagangan migas Indonesia defisit US$ 24,40 miliar. Defisit tersebut karena nilai impor migas pada tahun lalu mencapai US$ 40,41 miliar, sementara nilai ekspor migas pada tahun yang sama hanya US$ 16,02 miliar. Defisit neraca perdagangan migas ini meningkat 83,69 % dibandingkan defisit tahun 2021 yang dilaporkan US$ 13,28 miliar. 

Jika tidak segera ditangani dengan baik, defisit neraca perdagangan migas dalam beberapa tahun ke depan kemungkinan semakin meningkat. Jika mengacu pada proyeksi neraca migas dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan devisa impor migas pada 2030 paling tidak mencapai sekitar US$ 100 miliar. Peningkatan kebutuhan devisa impor tersebut akibat defisit neraca minyak bumi yang diproyeksikan mencapai sekitar US$ 679 juta barel, defisit gas bumi 2 juta BBTU, dan defisit neraca LPG sekitar 4,2 juta ton.

Kebutuhan devisa impor migas akan meningkat sangat signifikan jika Indonesia tidak mampu untuk mempertahankan keberlanjutan produksi migas di dalam negeri. Dengan asumsi tidak lagi terdapat produksi dalam negeri dan tingkat konsumsi migas sesuai dengan proyeksi RUEN, kebutuhan devisa impor migas pada 2050 dapat mencapai US$ 270 miliar. Dan sebagai gambaran, kemampuan cadangan devisa Indonesia pada saat ini baru sekitar US$ 137 miliar.

Data dan informasi tersebut memberikan gambaran bahwa industri hulu migas memiliki keterkaitan yang kuat terhadap stabilitas nilai tukar rupiah. Meskipun bukan merupakan faktor tunggal, kemampuan industri hulu migas dalam menghasilkan devisa serta kebutuhan devisa impor migas yang cukup besar, dalam tingkatan tertentu dapat menjadi faktor penentu terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.

Korelasi yang relatif kuat antara pergerakan harga minyak bumi dan gas bumi dengan penguatan/pelemahan nilai tukar rupiah yang telah terjadi hampir dalam sepuluh tahun terakhir semakin menegaskan bahwa kegiatan usaha hulu migas memiliki peran penting dalam membantu terjadinya stabilitas nilai tukar rupiah.

Halaman:
Komaidi Notonegoro
Komaidi Notonegoro
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...