(Baca: Pertamina: Pembangunan Kilang Cilacap Tetap Jalan Meski Tanpa Aramco)

PENGEMBANGAN KILANG BALONGAN
Kilang Balongan Pertamina. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Kilang Tua Perlu Peremajaan

Sebenarnya bukan hanya Kilang Cilacap, Pertamina punya lima proyek peningkatan kapasitas kilang minyak lainnya. Pembangunan kilang ini diutamakan untuk penyediaan kebutuhan BBM dan mengurangi impor.

Proyek tersebut tercantum dalam keputusan Presiden Joko Widodo, yaitu Peraturan Presiden RI Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional. Biaya pembangunannya diperkirakan mencapai US$ 36,27 miliar (sekitar Rp 508 triliun). Jumlah itu untuk revitalisasi kilang US$ 15,27 miliar dan pembangunan kilang baru US$ 21 miliar.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan hampir semua negara yang populasinya besar mampu memenuhi kebutuhan BBM secara mandiri. Kondisi ini bahkan terjadi negara yang tidak memiliki sumber minyak mentah.

Contohnya, Singapura. Tanpa lapangan minyak, negara berpenduduk lima juta orang itu memiliki kapasitas produksi kilang mencapai 1,5 juta barel per hari. Indonesia, dengan jumlah penduduk jauh lebih besar, kapasitas kilangnya hanya satu juta barel per hari.

(Baca: Pertamina Tak Turunkan Harga BBM karena Harga Minyak Dunia Fluktuatif)

Proyek kilang juga penting dilanjutkan karena minyak mentah dari luar negeri kebanyakan sour crude dengan kandungan sulfur tinggi. Sementara, kilang Pertamina dirancang untuk sweet crude atau kandungan sulfur lebih rendah. “Kilang kita perlu penyesuaian agar lebih efisien,” ucap Ignatius.

Sebagian besar kilang minyak Indonesia memang sudah tua dengan teknologi lama dan kompleksitas rendah. Padahal, Indonesia perlu segera meningkatkan spesifikasi bahan bakar minyak yang ramah lingkungan. Pertamina sedang menggenjot agar BBM produksinya bisa mencapai standar Euro 4 dan 5, seperti Pertamax dan Pertamax Turbo.

Tantangan lainnya adalah menyangkut permintaan dan pasokan. Dengan lima kilang yang tersedia, yaitu Balikpapan, Cilacap, Balongan, Dumai, Plaju, dan Sorong, total produk BBM saat ini sekitar 680 ribu barl per hari. Padahal, konsumsi nasional sejak 2017 mencapai 1,4 juta barel per hari.

(Baca: Pertamina Dinilai Akan Sulit Kembangkan Kilang Cilacap Tanpa Aramco)

Kilang Balikpapan
Kilang Balikpapan Pertamina. (Arief Kamaludin | Katadata)

Progres Proyek Kilang Pertamina

Sejauh ini Kilang Balongan mengalami kemajuan tercepat. Pembangunan kilangnya terbagi menjadi tiga fase. Pengerjaan fase pertama berupa Dual FEED Competition (DFC) dengan dua konsorsium yakni Konsorsium RRE (Rekayasa Industri, Rekayasa Engineering, dan Enviromate Technology International) serta konsorsium JSW (JGC Indonesia, Synergy Engineering, dan Wijaya Karya). Targetnya, fase ini akan selesai pada 2022.

Untuk fase kedua berupa studi kelayakan serta memulai Revamp Studi Unit ARDHM (atmospheric hydro demetallization). Sedangkan fase ketiga berupa studi kelayakan bersama mitra, serta penetapan lokasi dan pengadaan lahan.

Pengerjaan konstruksi Kilang Balikpapan saat ini masih 17%. Tapi Ignatius optimistis target penyelesaiannya pada 2023 akan tercapai. Pertamina sedang melakukan seleksi konsultan dan partner untuk menyelesaikan proyek ini.

(Baca: Jadi Proyek Mangkrak, BKPM & Pertamina Kebut Pembangunan Kilang Tuban)

Pembangunan Kilang Bontang untuk sementara akan ditunda. “Bontang, jalan. Namun, partnernya tidak melanjutkan. Kami hold dulu dan kaji kebutuannya seperti apa,” katanya.

Lalu, setelah menambah saham di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), Pertamina akan fokus melanjutkan pengembangan Kilang Tuban. Perusahaan telah siap mengintegrasikan kilang TPPI dengan pembangunan kilang baru atau grass root refinery (GRR) Tuban.

Perusahaan sedang melaksanakan lelang untuk pengerjaan proyek tersebut. “Juli akan kami tetapkan pemenang di TPPI. Sesuai prekdisi, tiga tahun harus selesai," ujar Ignatius.

Pengembangan Kilang Dumai akan menjadi prioritas. Partner pengerjaan proyeknya sudah didapat, meskipun baru tahap awal. “MOU (nota kesepahaman) belum mengikat, masih melakukan kajian bersama dari sisi proyek, termasuk apa saja yang akan kami kembangkan di sana," ucapnya.

(Baca: Meski Pandemi Corona, Progres Kilang Balikpapan Pertamina Capai 16,32%)

Halaman:
Reporter: Febrina Ratna Iskana, Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement