Produsen rokok besar lainnya, PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), juga mencatat penurunan laba sebesar 2,83 % secara tahunan menjadi Rp 4,88 triliun. Turunnya keuntungan perusahaan terjadi lantaran penjualan rokoknya sepanjang semester pertama 2020 turun 11,8 % menjadi Rp 44,73 triliun dibandingkan periode yang sama.

Sampoerna saat ini menguasai 29,6% pangsa pasar di segmen sigaret kretek mesin, 57,2 % pangsa pasar di segmen rokok putih, dan 36,3 % pangsa pasar di segmen sigaret kretek tangan.

Sementara Gudang Garam secara keseluruhan menguasai pangsa pasar penjualan rokok nasional sebesar 25,6 %. Rinciannya 30,8 % pada produk sigaret kretek mesin rendah tar nikotin, 16,9 % di segmen sigaret kretek tangan, 44,8 % pada segmen sigaret kretek mesin FF, serta 5,3 % pada segmen rokok non-kretek atau rokok putih (SPM).

Tak semua produsen rokok terpuruk. Laba bersih PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) justru meroket 324,39 % secara tahunan menjadi Rp 4,58 miliar. Lonjakan laba perusahaan pengolahan daun tembakau ini lantaran pendapatan yang naik 27,39 % menjadi Rp 100,92 miliar.

Lalu, PT Wismilak International Tbk laba bersihnya melesat hingga 409,67 % yoy menjadi Rp 43,6 miliar. Lesatan laba bersih perusahaan berkode emiten WIIM ini didorong oleh penjualan yang naik 27,71 % yoy menjadi Rp 829,26 miliar.

Berdasarkan data riset pasar Nielsen, pandemi Covid-19 membuat permintaan rokok melemah. Volume penjualan industri ini secara keseluruhan turun 12,8 % dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 110,4 miliar batang.

Volume penjualan SKM FF melemah 7,2 % menjadi 54,6 miliar batang. Produk ini merupakan segmen terbesar yang mencakup 49,5 % pangsa pasar. Lalu, penjualan SKM LTN turun 23,1 % menjadi 30,4 miliar batang dan SKT melemah 51 % menjadi 20,3 miliar batang. Untuk kategori terkecil, yakni rokok nonkretek alias rokok putih (SPM), penjualannya turun 25,9 % menjadi lima miliar batang.

PABRIK ROKOK YANG DILIBURKAN AKIBAT COVID-19 BEROPERASI LAGI
Ilustrasi pabrik rokok. Kinerja perusahaan rokok saat ini terpuruk akibat pandemi Covid-19 dan kenaikan cukai. (ANTARA FOTO/Siswowidodo/hp.)

Cukai Rokok Tekan Perusahaan Kecil

Bagi perusahaan besar, seperti Gudang Garam, HM Sampoerna, dan Djarum, kenaikan cukai rokok dapat disiasati dengan meningkatkan volume produksinya. Sementara bagi perusahaan kecil akan semakin terjepit dengan kebijakan kenaikan cukai rokok. Hal ini tercermin dari semakin sedikitnya jumlah perusahaan rokok sejak 2010.

Data Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan menunjukkan, pabrikan rokok pada 2007 berjumlah lebih 4.600 pabrik. Tapi pada 2015 jumlahnya tinggal 713 pabrik, terdiri dari 246 pabrik rokok sigaret kretek mesin, 441 pabrik rokok sigaret kretek tangan, dan 26 pabrik rokok sigaret putih mesin.

Jumlah pekerja di sektor rokok pun berkurang dari 316.991 jiwa pada 2007 menjadi 281.571 orang pada lima tahun berikutnya. Selain cukai dan pandemi, industri ini juga tertekan karena naiknya kesadaran masyarakat akan bahaya merokok, pembatasan merokok di ruang publik dan iklan rokok.

Pemerintah sempat berencana menyederhanakan tarif cukai rokok. Namun, para produsen menolaknya karena merugikan industri kecil. “Penggabungan tarif dapat menyebabkan pabrik kelas kecil dan menengah gulung tikar karena harga produk tidak terjangkau oleh segmen pasarnya,” kata Ketua Umum Perkumpulan GAPPRI Henry Najoan pada Juli lalu.

Kementerian Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77 Tahun 2020 yang berisi penyederhanaan struktur tarif cukai hasil tembakau. Tujuannya adalah untuk meningkatkan cukai tersebut. Pada aturan yang lama, struktur tarif cukainya terdiri dari 10 lapisan sehingga cocok untuk golongan pabrik besar, menengah, dan kecil.

Pabrikan besar, menurut Henry, yang akan mendapat keuntungan dengan penyederhaan cukai tersebut. Dampaknya adalah memunculkan persaingan pasar tidak sehat dan monopoli. Di sisi lain, peredaran rokok ilegal yang lebih murah harganya pun mungkin makin membesar.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu, Agatha Olivia Victoria, Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement